Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanen Listrik dari Gunung Api

Kompas.com - 14/10/2011, 11:36 WIB
Amir Sodikin,
Indira Permanasari S

Tim Redaksi

Indonesia memiliki potensi panas bumi 40 persen dari cadangan dunia atau mencapai 28.000 MW. Potensi ini merupakan yang terbesar di dunia. Perkiraan itu dari perhitungan setelah mengebor sekitar 244 sumur energi panas bumi dari Aceh sampai Irian Jaya. Namun, potensi itu baru dimanfaatkan sekitar 1.332 MW (4,7 persen dari potensi yang ada), yang menempatkan Indonesia di bawah Filipina (2.000 MW) dan Amerika Serikat (2.700 MW).

Padahal, jika dioptimalkan, Indonesia bisa menjadi negara superpower energi. Tak kurang dari penerima Nobel Perdamian 2007, Al Gore yang mengemukakan hal itu. ”Indonesia bisa menjadi negara superpower energi listrik panas bumi yang memberi manfaat ekonomi bagi Indonesia,” kata Al Gore, dalam pembukaan ”The Climate Project Asia Pacific Summit”, di Balai Sidang Senayan, Jakarta, awal tahun lalu.

Menanggapi pernyataan Al Gore, mantan Kepala Direktorat Vulkanologi dan Geotermal Dirjen Geologi Sumber Daya Mineral Subroto Modjo bersemangat, tetapi kemudian tertawa. ”Betul, enggak salah. Tetapi sepanjang menyangkut potensi yang kita miliki. Kalau menyangkut yang dimanfaatkan, kita jadi malu ha-ha,” katanya.

Subroto adalah salah satu orang yang bertanggung jawab atas pengembangan energi panas bumi pertama kali di Indonesia, yang aktif pada rentang 1974-1988. PLTP pertama kali diresmikan pada tahun 1983 di Kamojang dengan kapasitas terpasang 30 MW.

Indonesia termasuk telat menseriusi energi panas bumi. ”Kita baru merasa perlu mengembangkan panas bumi setelah terinspirasi Selandia Baru yang berhasil dengan panas bumi mereka,” katanya.

Dengan potensi yang ada, ungkapan Al Gore sebenarnya bukanlah isapan jempol. Namun, hingga kini, komentar itu hanya menjadi sindiran, dari kebijakan Indonesia yang lebih memilih mengeruk energi hitam batubara yang masih menjadi primadona.

Volume batubara yang dibakar pada semester I-2011 naik 12 persen dibandingkan dengan semester I-2010. Kini, bauran energi PT PLN pada semester I-2011 adalah batubara (43 persen), bahan bakar minyak (24 persen), gas (21 persen), air (7 persen), dan panas bumi hanya 5 persen.

Belakangan, energi nuklir malah kian dilirik. Ketika Jepang, negara terbaik dalam pengelolaan nuklir, ”menyerah” dengan nuklir dan mematok target agar tahun 2030 semua rumah tangga memanen energi matahari, Indonesia justru mematok target pembangkit tenaga nuklir.

Baca selanjutnya: Energi bersih ...

 

  Lihat Energi Panas Bumi di Gunung Sibayak di peta yang lebih besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com