Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayang-bayang Ancaman Satelit

Kompas.com - 28/09/2011, 03:44 WIB

Hingga kini Indonesia sudah meluncurkan sepuluh satelit meski tidak semua berfungsi baik. Semua satelit dinamai Palapa dengan segala turunannya, dengan fungsi utama sebagai satelit komunikasi.

Namun, seperti UARS, fungsi satelit sebenarnya beragam. Beberapa di antaranya membantu para ahli meteorologi untuk meramalkan cuaca dan mengantisipasi topan badai. Ada satelit yang memotret planet-planet, Matahari, lubang hitam, bahkan materi gelap dari galaksi lain untuk membantu ahli astronomi memahami sistem Tata Surya dan alam semesta.

Kini, lebih dari 20 satelit bekerja sama dalam program global positioning system (GPS) yang menyediakan sistem navigasi modern pada setiap perangkat bergerak, seperti telepon seluler dan kendaraan. Dengan penerima GPS, posisi benda yang dipasangi pemancar bisa dipantau keberadaannya.

Teknologi satelit kemudian menjadi masalah ketika habis masa produktifnya karena menjadi sampah di antariksa. Bahkan, tanpa satelit pun, di sekeliling Bumi bertebaran berbagai ukuran batuan antariksa hingga lebih dari 25.000 ton. Ini masih ditambah dengan rongsokan benda antariksa buatan manusia yang mengambang di Tata Surya dan jumlahnya lebih dari 15.000 buah.

Ditarik gravitasi

Batuan dan sampah antariksa itu ada yang berukuran sebesar truk dan sebagian lainnya lebih kecil dari bulir cat. Gravitasi Bumi terus menarik benda-benda ini semakin rendah sampai akhirnya jatuh ke Bumi. Meski sebagian besar terbakar saat masuk atmosfer, kadang ada sisa yang meluncur ke bawah.

Sampah antariksa yang bergerak di orbit kurang dari 600 kilometer biasanya jatuh ke Bumi dalam hitungan tahun. Namun, sampah antariksa yang mengorbit di atas 1.000 kilometer bisa terus beredar mengelilingi Bumi dalam seabad, bahkan lebih.

Sampah antariksa yang terkenal adalah sarung tangan awak Gemini 4 yang lepas saat astronot AS berjalan di antariksa untuk pertama kali. Ada juga kamera Michael Collins yang hilang saat misi Gemini 10. Lainnya adalah pemicu roket, komponen pesawat ulang alik yang lepas, dan sisa tabrakan benda-benda antariksa yang bergerak mengelilingi Bumi dengan kecepatan hingga 36.000 kilometer per jam.

Untuk mengantisipasi jatuhnya benda langit ini, NASA mengeluarkan katalog satelit bekas yang masih mengelilingi Bumi. Katalog juga memuat nama pemilik satelit dan potensi bahayanya saat masuk ke atmosfer. Namun, sampah yang masuk daftar hanya yang berukuran di atas 10 meter.

Apa boleh buat, hidup memang penuh risiko. Setiap kemajuan dan naiknya tingkat kenyamanan manusia pasti akan ada dampaknya. Bukankah bahaya juga mengancam dari sekeliling kita sebagai konsekuensi dari ulah manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com