Tidak hanya harimau, kata Amon, perambahan juga mengancam keberadaan satwa lain yaitu gajah. Pada kurun Januari-Mei 2011 ini telah ditemukan tujuh gajah mati.
Menurut Amon, tingginya konflik dengan harimau tidak terjadi di hutan yang bebas dari perambahan seperti misalnya di Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat di Bengkulu Utara. Sebanyak tiga ekor harimau di kawasan itu tidak pernah turun ke pemukiman dan meresahkan warga.
Koordinator PLG Seblat, Supartono, mengungapkan, PLG Seblat seluas 6.865 hektar juga sebenarnya tidak lepas dari tekanan. Saat ini koridor di HPT Lebong Kandis yang menghubungkan PLG Seblat dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) telah dirambah sekitar 500 keluarga. Bahkan, kini mereka telah berkebun kelapa sawit.
Padahal, hutan itu menjadi jalur penghubung yang dipakai gajah untuk hilir mudik PLG Seblat dan TNKS.
Oleh karena itu, BKSDA Bengkulu berencana mengajukan usulan program penyelamatan satwa kepada pemerintah pusat agar upaya perlindungan satwa bisa dilakukan lebih baik lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.