Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik dengan Harimau Tinggi

Kompas.com - 14/09/2011, 21:08 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com -  Akibat maraknya perambahan hutan lindung, frekuensi konflik manusia dengan harimau sumatera di Provinsi Bengkulu tergolong tinggi. Bahkan, konflik dengan harimau ini telah menelan satu korban jiwa warga Kabupaten Bengkulu Selatan.

Dalam sembilan bulan terakhir, tercatat sekitar 10 kasus konflik manusia dan harimau terjadi.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Amon Zamora, konflik tersebar di enam kabupaten yakni Kabupaten Mukomuko, Seluma, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, dan Kaur.

"Ruang gerak harimau semakin terdesak oleh perambahan hutan lindung, hutan produksi, dan hutan produksi terbatas yang berada di bawah wewenang pemerintah daerah," kata Amon, Rabu (14/9/2011).

Kasus pertama konflik dengan harimau pada tahun 2011 ini terjadi di Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Februari lalu. Harimau yang sempat memangsa 22 ekor kambing dan menyerang seorang warga, akhirnya ditangkap dan dilepas di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Lampung.

Konflik terbaru dengan harimau berlangsung di Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma, dan Kecamatan Padang Bano, Kabupaten Lebong awal September ini.

Seorang warga Padang Bano diserang harimau, serta seorang warga Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, meninggal diserang harimau di kebun kopinya di Seluma .

Saat ini BKSDA telah memasang jebakan dengan umpan kambing di Padang Bano, untuk menangkap harimau yang meresahkan warga. "Sebanyak tujuh personel yang terdiri atas empat polisi hutan dan tiga orang mitra, disiagakan di Padang Bano," kata Amon.

Sementara untuk di Seluma pemasangan kerangkeng jebakan dinilai kurang memungkinkan, karena lokasi penyerangan harimau terletak jauh di dalam hutan lindung dengan waktu tempuh sekitar delapan jam.

Meski demikian, ujar Amon, warga sekitar hutan terus diimbau untuk waspada sebab ada harimau yang telah menyerang manusia cenderung mengulanginya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com