KOMPAS.com - Peneliti pertahanan Jepang berhasil membuat Spherical Air Vehicle, alat observasi berbentuk bola yang bisa terbang, melayang menyusuri gang-gang sempit, lepas landas secara vertikal dan memantul di tanah. Bola dikembangkan untuk misi pencarian dan penyelamatan kawasan bencana.
"Ini adalah Spherical Air Vehicle pertama di dunia," kata pengembangnya, Fumiyuki Sato, peneliti teknik di Technical Research and Development Institute milik Departemen Pertahanan, di Tokyo.
Alat sebesar bola pantai ini dilengkapi pengendali jarak jauh. Bentuk bolanya sendiri mirip Death Star di film Star Wars. Alat ini dilengkapi baling-baling, dibungkus jaring berbentuk bola dengan bukaan lebar untuk aliran udara agar alat tidak rusak saat berbenturan dengan tembok atau memantul di tanah. Bola mentransmisikan gambar hidup yang ditangkap kamera video.
Penelitian masih berlanjut untuk meningkatkan kemampuan alat. Di masa depan, alat ini bisa digunakan untuk tujuan non-agresif, seperti menjalankan misi pencarian dan penyelamatan di kawasan bencana karena kemampuannya terbang di sela-sela gedung, bahkan naik-turun tangga.
Model terbaru dari alat ini dilengkapi dengan satu baling-baling, berbungkus selongsong, dengan katup dan sayap untuk mengontrol gerakan terbangnya, dan bisa menjelajah udara dengan kecepatan 60 kilometer per jam.
Sato menjelaskan, "Semua komponen alat ini bisa dibeli dengan mudah di toko-toko elektronik. Total biaya pembuatan alat seberat 350 gram dan berdiameter 42 cm ini adalah 110.000 yen."
Sato mengakui, masih banyak komponen yang harus ditambahkan sebelum alat ini benar-benar dapat digunakan, termasuk penambahan fungsi pilot otomatis, cara menangani turbulensi, dan menghadapi cuaca buruk. Saat ini alat ini belum bisa dipakai di kawasan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima yang terkena dampak tsunami 11 Maret lalu, karena alat ini hanya bisa dikendalikan dalam jarak pandang orang yang mengendalikannya.(National Geographic Indonesia/Ni Ketut Susrini)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.