Kepala Tata usaha BKSDA Bengkulu, Supartono, menambahkan, lokasi PLG Bengkulu dikelilingi perkebunan besar dan desa. Di sebelah utara berbatasan dengan perkebunan besar PT Alno, di selatan berbatasan dengan Desa Suka Baru, sebelah timur dengan PT Agricinal, dan sebelah Barat berbatasan dengan hutan produksi terbatas (HPT) Lebong Kandis. Khusus di sebelah timur kini sudah dibuat pembatas berupa parit besar
HPT Lebong Kandis saat ini sudah dirambah sekitar 700 keluarga.Hasil pemantauan terakhir perambah itu sudah mengarah ke Taman Nasional Krinci Seblat (TNKS) dan hutan produksi Air Rami.
"Padahal kawasan yang dirambah itu sudah diusulkan menjadi koridor gajah liar dari PLG menuju TNKS, karena di TNKS ada juga kantong gajah liar," ujar Supartono.
Selama tiga tahun terakhir ini, konflik gajah dengan manusia di wilayah itu sangat tinggi karena koridor gajah menuju hutan produksi (HP) sudah terputus dirambah masyarakat. Jika tidak dikendalikan, perambah akan masuk TNKS.
Kematian tujuh ekor gajah liar selama tahun 2011 merupakan terbesar dan PPNS BKSDA telah melakukan penyelidikan, tetapi sangat sulit untuk mengungkap pelaku peracunan gajah tersebut.
"Kami berkesimpulan kematian tujuh ekor gajah liar itu diduga akibat ulah orang-orang tertentu memiliki kepentingan, dan terganggu dengan keberadaan gajah tersebut," ucap Supartono.
Sumber: ANTARA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.