Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpesona Kemegahan Angkor Wat

Kompas.com - 11/05/2011, 08:06 WIB

BANGUN pagi adalah sebuah siksaan. Tapi, demi menikmati sunrise di Angkor Wat, pagi itu saya bela-belain bangun pukul 04.00 dan langsung mengguyur badan di kamar mandi. Tepat pukul 05.30, bersama dua teman, saya pun berangkat menggunakan tuk-tuk untuk menikmati kemegahan Angkor Wat.

Seorang teman pernah bilang, foto apa pun yang diambil di Angkor Wat hasilnya pasti bagus. Setiap sudut tempat ini menyuguhkan karakter dan keindahan, terutama bagi para penggemar candi bersejarah. Saya pun antusias ketika akhirnya punya kesempatan berkunjung. Perjalanan darat dari Ho Chi Minh City (Vietnam) hingga Siem Riep (Kamboja) selama 12 jam dengan senang hati saya lakoni.

Ketika mencari-cari info tentang Angkor melalui internet, hampir semua tulisan menyarankan kami harus datang ke sana pagi-pagi sekali. Menyambut matahari merayap naik dari balik megahnya Angkot Wat. Itulah sebabnya saya rela bangun pagi-pagi sekali, he-he-he....

Sopir tuk-tuk kami ramah dan menyenangkan. Untunglah berkat obrolan hangatnya di sepanjang perjalanan, rasa kantuk yang tersisa pun menguap. Ternyata bukan cuma kami yang rela berangkat awal ke Angkor. Hal serupa dilakukan puluhan turis lain. Sebagian besar naik tuk-tuk, namun sebagian turis asal Barat lebih suka naik sepeda. Orang Indonesia seperti kami jelas memilih naik tuk-tuk… enggak bikin capek, he-he-he....

Perjalanan dari hotel kami menginap menuju kompleks Angkor hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Sampai di loket penjualan tiket, antrean sudah ramai. Untuk menikmati paket seharian penuh di kompleks Angkor, saya harus merogoh kocek sebesar 20 dollar AS. Ada juga paket seharga 40 dollar AS untuk 3 hari atau 60 dollar AS untuk 7 hari. Yang menarik, tiket yang diberikan akan berhias foto diri kita karena setiap orang akan diambil gambarnya di loket pembayaran tiket. Ya, mirip sewaktu berfoto saat membuat SIM atau paspor.

Angkor Wat sebenarnya hanya salah satu bagian dari candi-candi yang terdapat di kompleks Angkor. Tempat megah tersebut dibangun oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke-12. Pada awalnya berfungsi sebagai candi Hindu, namun pada abad ke-13 dialihfungsikan menjadi candi Buddha. Kompleks Angkor Wat sangat besar dan dikelilingi danau buatan manusia yang disebut baray. Jalan masuk ke Angkor Wat cukup jauh, sekitar setengah kilometer. Sopir tuk-tuk hanya boleh menunggu di luar, jadi kami pun harus berjalan kaki. Enggak apa-apalah, sekalian berolahraga.

Sampai di spot yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit, ternyata suasananya sudah ramai. Hampir semua orang bersiap mengabadikan momen matahari terbit dengan kamera di tangan. Kami pun tak mau kalah. Mencari lokasi terbaik demi mendapatkan foto maksimal. Penjual kopi dan teh hangat berseliweran menjajakan dagangan mereka.

Untuk menghangatkan badan, saya pun membeli secangkir teh dengan harga 1 dollar atau sekitar Rp 9.000! Sayangnya, penantian kami pagi itu sia-sia. Matahari sedang enggan keluar dari balik awan. Sempat nongol sih, tapi hanya sekitar 5 menit…ya sudahlah… he-he-he. Kami pun akhirnya melangkahkan kaki ke kompleks candi. Menyerap dan terbius oleh keindahan bangunan megah itu.

1304402179801006569

Turis-turis menunggu sunrise

1304402375349787183

Salah satu sudut Angkor Wat

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com