Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari, Riwayatmu Nanti...

Kompas.com - 06/05/2011, 16:59 WIB

Oleh M Zaid Wahyudi

KOMPAS.com - Sejak lahir 4,6 miliar tahun lalu, hingga kini 37 persen hidrogen yang menjadi bahan bakar utama Matahari telah terbakar menjadi helium. Diperkirakan 5 miliar tahun lagi, Matahari akan berevolusi menjadi bintang raksasa merah yang radiusnya bisa mencapai 1.000 kali radius Matahari saat ini.

Matahari terbentuk dari gumpalan awan raksasa berisi gas dan partikel atomik yang sangat renggang dengan suhu 3 derajat kelvin (K) atau minus 270 derajat celsius. Awan ini terentang sejauh 480 triliun kilometer (50 tahun cahaya). Sebagai perbandingan, jarak Bumi dan Matahari hanya 8 menit cahaya.

Saat bagian tertentu awan raksasa tersebut terganggu keseimbangannya, bagian itu akan mengalami pemampatan hingga akhirnya runtuh dan membentuk globul (gumpalan awan padat). Pemampatan itu diikuti dengan peningkatan temperatur inti globul yang memungkinkan globul memancarkan radiasi.

Pancaran radiasi ini membuat proses pemampatan materi melambat hingga proses keruntuhan gravitasi dapat dilawan. Globul pun menjadi stabil. Saat inilah jabang bayi Matahari (protosun) terbentuk.

Pada waktu itu, temperatur Matahari sudah mencapai 150.000 K dan memancarkan cahaya merah dari energi gravitasi globul, bukan reaksi nuklir pada intinya. Radiusnya baru sekitar separuh radius Matahari saat ini.

Ketika temperatur inti bayi Matahari mencapai 10 juta K, pembakaran hidrogen menjadi helium pun berlangsung. ”Saat hidrogen mulai terbakar inilah menjadi tanda lahirnya Matahari,” kata dosen evolusi bintang Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung, Hakim L Malasan.

Inti Matahari

Inti Matahari hanya berukuran 10 persen dari bola Matahari keseluruhan. Temperaturnya kini mencapai 15 juta K. Temperatur inti jauh berbeda dengan temperatur permukaan Matahari yang hanya berkisar 5.500 K-6.000 K.

Pada 5 miliar tahun ke depan, hidrogen di inti Matahari diperkirakan akan habis terbakar menjadi helium. Namun, inti Matahari belum memiliki suhu memadai untuk membakar helium yang membutuhkan suhu 100 juta K.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau