JAKARTA, KOMPAS.com — Cara membudidayakan bunga raflesia yang tergolong langka belum ditemukan. Para ilmuwan mendorong pemerintah terus mengupayakan keselamatan habitatnya di hutan alam sehingga bunga itu tidak punah.
"Beberapa hari lalu bunga raflesia di Taman Nasional Kerinci Seblat mekar. Namun, perambahan hutan di taman nasional itu sangat mengkhawatirkan kelangsungan habitat bunga raflesia," kata ahli konservasi tumbuhan, Prof Ervizal AM Zuhud, dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Senin (18/4/2011).
Taman Nasional Kerinci Seblat berada di empat wilayah provinsi, yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Kawasan taman nasional ini berada di Pegunungan Bukit Barisan Selatan bagian tengah Pulau Sumatera seluas 1.368.000 hektar.
Bunga raflesia memiliki sedikitnya 27 spesies. Salah satunya spesies Rafflesia arnoldii yang diperkirakan tanaman asli wilayah Bengkulu. Melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993, Rafflesia arnoldii ditetapkan sebagai puspa langka, diikuti penetapan lain, yaitu melati sebagai puspa bangsa dan anggrek bulan sebagai puspa pesona.
Ervizal mengatakan, pelestarian bunga raflesia mempersyaratkan pelestarian hutannya. Pemerintah didesak untuk memprioritaskan penyelamatan hutan sebagai habitat bunga itu.
Teknik budidaya
Secara terpisah, peneliti bunga raflesia dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Sofi Mursidawati, mengatakan, upaya mencari teknik budidaya bunga raflesia masih terus diupayakan.
"Kami mengembangkan salah satu spesies raflesia dari Pangandaran, Jawa Barat, tetapi belum sepenuhnya bisa dikatakan berhasil menemukan teknik budidayanya," kata Sofi.
Menurut dia, ada karakter biologis yang belum sepenuhnya bisa diungkap dari berbagai spesies bunga raflesia. Begitu pula untuk mengetahui cara perkembangbiakannya.
Raflesia merupakan tumbuhan parasit yang menumpang di pohon inang. Menurut Sofi, Rafflesia arnoldii di Bengkulu memiliki inang pohon liana dari genus Tetrastigma. Perambahan hutan menyebabkan pohon liana makin langka.