Oleh Yuni Ikawati
Gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter diikuti tsunami di pantai timur Pulau Honshu, Jepang, Jumat (11/3/2011), tak hanya menerjang permukiman di kawasan itu, tetapi juga mengakibatkan ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima. Bencana ini memberi pelajaran tentang peningkatan sistem pengaman reaktor.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi merupakan salah satu dari sekitar 40 PLTN yang berada di Honshu, pulau utama di Jepang. Jumlah total PLTN di Jepang ada 56, yang memasok 33 persen listrik untuk negeri itu.
"PLTN yang meledak pada Jumat tergolong pembangkit generasi awal dari tipe boiling water reactor (BWR), yaitu reaktor yang menggunakan uap air untuk menggerakkan turbin. Pembangunannya selesai tahun 1970-an dengan masa pakai 40 tahun. Jadi, PLTN ini sudah di tahun akhir penggunaannya," kata Ferhat Aziz, pakar teknik nuklir dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).
Meski tergolong tua, PLTN Fukushima memiliki tingkat dan sistem pengamanan yang modern. Dilihat dari ketahanan terhadap akselerasi pergerakan tanah akibat gempa, pembangkit ini memiliki skala 500 gal.
Sebagai perbandingan, PLTN di kawasan rawan gempa di negara lain umumnya berkisar 150 gal. Dengan kekuatan setinggi itu, PLTN Fukushima telah dirancang untuk menahan gempa berskala hingga 9 SR.
Berdasarkan sejarah kegempaan di kawasan itu, gempa tektonik di atas 8 SR berpotensi terjadi di sana dalam periode 140 tahun.
Menurut Ferhat, yang menyelesaikan doktor bidang teknik nuklir dari Tokyo Institute of Technology, PLTN Fukushima menggunakan sistem BWR. Reaktor ini dikembangkan di Amerika Serikat pada pertengahan 1950-an.
Selain BWR, dunia juga mengenal dua tipe lain, yaitu pressurized water reactor (PWR) yang menggunakan air tekanan tinggi untuk menggerakkan turbin serta pressurized heavy water reactor (PHWR).
Di Jepang, penggunaan tipe reaktor umumnya PWR dan BWR dengan jumlah berimbang. Sementara di dunia, jika dilihat dari jumlah PLTN yang beroperasi, PWR tergolong yang terbesar, mencapai 70 persen dari total PLTN.