Dengan hal itu, menurut Hafizh, hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah memberikan dukungan bagi berkembangnya industri pembuat circle hook. "Pemerintah bisa memberikan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu juga misalnya dukungan kebijakan untuk memudahkan mendapatkan bahan baku circle hook (stainless)," katanya.
Jika kemudahan diberikan, selain soal pemenuhan permintaan circle hook nantinya, harga circle hook mungkin juga akan lebih murah. Saat ini, harga circle hook sendiri sebenarnya sudah cukup menarik, hanya selisih Rp 100 dibandingkan dengan J Hook. Circle hook dijual dengan harga Rp 2.600 sementara J Hook 2.500.
Selain itu, Hafizh mengatakan bahwa riset pengembangan circle hook sendiri masih diperlukan. "Kelemahan circle hook ini kan hanya efektif digunakan dengan umpan mati, tidak umpan hidup. Sementara J hook bisa digunakan untuk dua-duanya," papar Hafizh. Kalau produk dikembangkan, mungkin permintaan akan lebih besar.
Meski "hanya" tentang mata kail yang berbentuk J dan lingkar, namun penggantiannya bisa memberi dampak signifikan pada upaya konservasi penyu dan perikanan berkelanjutan. Penggunaan circle hook diharapkan juga akan meningkatkan kualitas tuna tangkapan, sebab tak hanya kualitas dagingnya saja yang baik, tapi juga ditangkap dengan cara yang ramah lingkungan, salah satu permintaan dunia saat ini.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!