KOMPAS.com — Klaim penemuan planet baru di tata surya oleh John Matese dan Daniel Whitmire dari Universitas Louisiana Lafayette diragukan astronom lainnya. Bukti-bukti dan teknik perhitungan yang dilakukan kedua ilmuwan tersebut dinilai belum kuat untuk memastikan adanya kemungkinan planet baru.
Matthew Holman dari Harvard Smithsonian Institute of Astrophysics adalah salah satunya. Ia tidak memercayai keberadaan planet yang sebenarnya telah diklaim keberadaannya oleh Matese sejak tahun 1999.
"Berdasarkan beberapa paper yang saya lihat, mencermati di mana komet periode panjang datang dan temuan tanda di Awan Oort, saya tidak terpengaruh oleh bukti itu," kata Holman. Meskipun demikian, ia mengaku belum membaca argumen terbaru yang diungkapkan Matese dan rekannya.
Sementara itu, Hal Levison, ilmuwan keplanetan dari Southwest Reasearch Institute mengatakan, "Saya belum membaca paper terbaru yang katanya memiliki analisis statistik lebih baik, yang di situ ia mengklaim keberadaan planet tersebut. Namun, di paper sebelumnya, saya tahu ia salah melakukan analisis statistik."
Menurutnya, klaim luar biasa memerlukan bukti yang luar biasa pula. "Dan, saya yakin Matese tidak memahami bagaimana harus melakukan analisis statistik dengan benar. Saya tidak melawan idenya, tetapi sinyal yang ada sangat sedikit. Saya tidak yakin secara statistik hal itu signifikan," lanjut Levison.
John Matese dan Daniel Whitmire dari Universitas Louisiana Lafayette telah mengklaim keberadaan kandidat planet baru di tata surya. Kandidat planet tersebut untuk sementara dinamakan Tyche dan diduga berada di bagian luar Awan Oort, sebuah lokasi "terpencil" di tata surya.
Mereka mengatakan bahwa planet Tyche diduga berada pada jarak 15.000 kali jarak Matahari-Bumi. Menurut keduanya, planet itu tersusun atas hidrogen dan helium. Jika benar ada, maka Tyche akan menjadi planet ke-9 sekaligus menggantikan posisi Pluto dan menjadi planet terbesar di tata surya.
Dua astronom tersebut menduga, keberadaan planet berdasarkan kejanggalan pada orbital komet. "Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa komet-komet di Awan Oort menunjukkan kejanggalan orbital. Pola ini mungkin merupakan indikasi keberadaan planet di sana," kata Matese.
Menurut Matese, teleskop WISE NASA telah mengumpulkan data-data terkait. "Spektrum yang telah kami perkirakan tidak pasti, mungkin ada banyak sinyal yang berkaitan dengan obyek yang kami maksud. Mungkin butuh 2 tahun untuk menentukan lokasi sinyal itu," tambah Matese.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.