KOMPAS.com - Keberadaan alien atau makhluk ekstra terestrial telah menjadi misteri sejak ratusan tahun. Puluhan film diproduksi untuk menggambarkan adanya makhluk tersebut. Penelitina-penelitian dan usaha mencari tahu keberadaannya pun sering dilakukan. Tapi, mengapa hingga saat ini belum ada publikasi ilmiah tentangnya?
Menanggapi hal itu, Johny Setiawan, astronom asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute mengatakan, "Saat ini tengah dikembangkan ilmu astrobiologi. Ini meneliti kemungkinan adanya makhluk hidup di luar angkasa, khususnya planet ekstrasurya"
Ia mengatakan, "Sebagai ilmuwan harus sangat berhati-hati dalam memublikasikan karya ilmiah ke umum. Jadi para ilmuwan astrobiologi harus memastikan dahulu kemungkinan adanya makhluk hidup lain sebelum mereka memublikasikannya."
Meski demikian, Johny menjelaskan bahwa dilihat dari spektroskopi atmosfer planet lain sebenarnya sudah dapat disimpulkan bahwa makhluk luar angkasa seharusnya ada. Jika kondisi planetnya mirip dengan planet batuan di tata surya kita, kehidupan di sana mungkin saja ada.
Diduga, di antara sekian banyak planet yang ditemukan saat ini, 23 persennya merupakan planet yang layak dihuni atau mirip dengan bumi. Hal itu berarti bahwa di 23 persen planet tersebut mungkin ditemukan bentuk kehidupan.
Publikasi astrobiologi terakhir adalah penemuan bakteri arsenik di suatu wilayah di Amerika. Arsenik yang sebenarnya bersifat toksik ditemukan pada materi genetik bakteri itu dan bisa sebagai pengganti molekul fosfat.
Pencarian makhluk hidup atau setidaknya tanda-tanda kehidupan di luar angkasa kini sedang direncanakan NASA. Mereka akan mengirim pesawat antariksa Opportunity untuk mencari tanda-tanda kehidupan di Mars.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.