PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Populasi kerang raksasa (kima) di Perairan Provinsi Kepulauan Babel terancam punah, karena terus dieksploitasi untuk dijual kepada para konsumen di dalam dan luar negeri dan pemerintah daerah harus melindunginya.
"Populasinya hampir punah, karena hewan laut yang mengandung protein dan nilai ekonomi tinggi ini mudah didapat, sehingga banyak diburu manusia untuk konsumsi lokal dan dijual ke pasaran nasional dan internasional." ujar peneliti hewan laut dari Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung, M.Rizza Muftiadi, Kamis (13/1/2011).
Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian melalui kegiatan penyelaman yang dilakukan di beberapa lokasi perairan Babel seperti Pulau Nangka, spesies tersebut mulai punah dan sulit ditemukan.
Dalam bentangan atau jarak 100 meter antara satu titik dengan titik lokasi lainnya di perairan Nangka hanya ditemukan satu kerang raksasa.
"Permintaan kerang raksasa dari luar negeri cukup tinggi dan harganya juga lumayan tinggi, sekitar 69 dollar hingga 549 dollar Amerika Serikat per ekor dan ini sebagai penyebab maraknya eksploitasi hewan laut itu," ujar Muftiadi.
Kerang raksasa tersebut merupakan hewan laut yang hidup di pasir-pasir dan terumbu karang. Babel memiliki potensi kerang raksasa yang cukup banyak dan kaya akan aneka biota laut lainnya.
Terdapat sembilan spesies kerang raksasa yang ada di dunia dan tujuh spesies di antaranya hidup di perairan Indonesia yang terus diburu manusia sehingga terancam punah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.