Direktur Program Asal-Usul Manusia di Smithsonian Institution Rick Potts mengingatkan untuk tidak buru-buru menyebut Denisova sebagai spesies manusia yang baru. Hasil temuan baru itu hanya membuktikan Denisova berbeda dari Neanderthal dan manusia modern tetapi belum tentu mereka spesies baru. Bisa jadi Denisova sebenarnya spesies manusia yang telah diketahui sebelumnya tetapi tidak ada DNA yang bisa dipakai sebagai perbandingan seperti yang terjadi pada
Paabo sependapat dengan Potts. Lebih baik tidak menyebut Denisova sebagai spesies baru untuk menghindari konflik akademik. Neanderthal yang sudah banyak ditemukan fosilnya masih saja mengundang perdebatan di kalangan ahli paleontologi. ”Kita hanya punya gambaran yang lebih jelas tentang keberadaan Denisova. Kita masih belum tahu jelas jenis manusia apa saja yang ada setelah Neanderthal keluar dari Afrika,” ujarnya.
Bisa jadi juga Denisova ini subspesies di bawah Neanderthal atau bahkan manusia modern. Masih belum jelas juga seberapa berbeda kita atau Neanderthal sebenarnya dengan Denisova. Yang jelas, keduanya sama-sama disebut sebagai manusia, sama seperti kita. Menurut ahli genetis di Stanford University, Brenna Henn, temuan Denisova ini membuktikan banyak terjadi persilangan antara berbagai jenis manusia yang berbeda. Ini yang tidak pernah diduga oleh para peneliti sebelumnya. ”Sebelum enam bulan yang lalu, tidak ada bukti genetis adanya percampuran antara manusia purba dan manusia modern,” ujarnya.
Apa pun pendapat kalangan ahli paleontologi, bagi Paabo yang menarik dari temuan ini hanyalah bukti keberadaan Denisova di Asia sementara fosilnya ditemukan di Siberia, sekitar 10.000 kilometer dari
Untuk sementara, informasi yang lebih rinci tentang tradisi budaya Denisova masih misteri karena di dalam Goa Denisova tidak ditemukan peralatan hidup sehari-hari, seperti peralatan makan atau berburu yang biasa ditemukan di goa-goa Neanderthal dan manusia modern. ”Yang kita punya untuk sekarang ini hanya gigi, tulang jari, dan analisis gen,” kata Reich yang berharap akan menemukan lebih banyak fosil Denisova di dalam goa.
Ahli paleontologi di George Washington University, Brian Richmond, berharap temuan baru ini semakin menggairahkan para peneliti untuk lebih banyak melakukan penggalian dan analisis sejarah evolusi manusia. ”Cerita baru apa pun yang muncul dalam sejarah evolusi kita akan selalu menarik. Apalagi cerita baru seperti munculnya Denisova ini,” ujarnya.