YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Erupsi Merapi menjadi sumber inspirasi penelitian dan pengetahuan baru. Setidaknya 15 penelitian terkait erupsi Merapi terakhir telah dihasilkan oleh sejumlah akademisi Universitas Gadjah Mada.
Ketua Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada (UGM) Junun Sartohadi mengatakan, penelitian-penelitian yang telah dihasilkan terdiri dari enam bidang, yaitu bahaya Merapi, tanggap darurat, menghidupkan kembali masyarakat sekitar Puncak Merapi, tata ruang kawasan Merapi, dan persiapan untuk menghadapi erupsi selanjutnya.
"Penelitian-penelitian ini awalnya dari penelitian pribadi rekan-rekan di UGM yang kemudian disatukan dalam satu forum agar bisa saling melengkapi," katanya di sela-sela Lokakarya Tanggap Bencana Merapi yang diselenggarakan UGM di Yogyakarta, Rabu (22/12/2010).
Lokakarya berlangsung 21-22 Desember. Rencananya, hasil lokakarya tersebut akan disampaikan kepada pemerintah pusat sebagai masukan untuk perencanaan di daerah Merapi ke depan.
Beberapa topik penelitian itu adalah kajian sebaran awan panas Merapi, zonasi bahaya merapi melalui pendekatan geomorfologi tanah, kajian kerusakan infrastruktur transportasi pascaerupsi, kajian struktur sosial masyarakat pascaerupsi, serta daya dukung lahan pasca erupsi untuk kegiatan agro dan perikanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.