Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2010, 09:14 WIB

Bagi sebagian perempuan bekerja, akhir pekan juga dijadikan hari untuk ”membalas budi” para baby sitter dan pembantu rumah tangga. Mereka diberi liburan di akhir pekan. “Bagaimanapun, mereka (pembantu atau babby sitter) perlu rekreasi. Selain itu, mengajak mereka ke luar rumah adalah bentuk ucapan terima kasih saya, karena selama saya bekerja, mereka sudah menjaga anak-anak saya” kata beberapa perempuan pekerja. Ketersediaan berbagai fasilitas dan produk yang ditawarkan, membuat mal bisa disebut sebagai surga belanja khususnya bagi perempuan. Bahkan, mal bisa diklaim sebagai tempat rekreasi all-in-one. Kadang-kadang pengelola mal menjadikan mal senyaman rumah karena juga menyediakan fasilitas untuk beribadah (bagi pengunjung muslim).

Demikianlah, ada kombinasi antara kegiatan ekonomi yang dibungkus dengan hiburan dan keagamaan. Dampaknya adalah perempuan betah berlama-lama di mal. Meskipun niat semula hanya untuk window shopping, kadang-kadang perempuan mudah menyerah pada sale.

Masih ingat fenomena midnight sale yang digelar oleh pengelola mal di Jakarta? Di mana ada sale, di situ ada perempuan yang memburunya. Mereka rela dan mempunyai kekuatan ekstra ketika berdesak-desakan hingga larut malam hanya untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan, padahal seringkali tidak mereka butuhkan. Perempuan juga telaten keluar masuk toko hanya demi satu barang yang diinginkannya. Sifat ekspansif perempuan membuat mereka suka membanding-bandingkan harga, model, brand, kualitas, padahal hasilnya biasanya sama saja: akhirnya yang dibeli adalah yang terjangkau (karena perempuan sangat telaten menawar harga dan bangga ketika berhasil menawar dengan harga rendah).

”Jujur saja, deh, setiap Jumat datang, hati langsung ceria. Rasa suntuk selama lima hari berkutat dengan pekerjaan yang menumpuk (ditambah stres karena lalu lintas macet), jauh berkurang. Karena, setelah pukul lima sore adalah saat bersenang-senang. Ayo kita ke mal!” kata salah seorang perempuan pekerja. Begitulah fenomena perempuan jatuh cinta pada mal, yang ada kemudian bukan home sweet home lagi, tetapi mall sweet mall... -----------

Artikel ini ditulis berdasarkan analisis hasil riset sindikasi terhadap hampir 1.300 responden perempuan di delapan kota besar di Indonesia, SES A-D, Usia 16-50 tahun, yang dilakukan bulan Mei - Juni 2010 oleh MarkPlus Insight berkerjasama dengan Komunitas Marketeers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com