Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Perkaratan dengan Nanoteknologi

Kompas.com - 01/12/2010, 20:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mesin yang tak mampu bekerja secara efisien berakibat pada banyak hal. Salah satunya perkaratan. Perkaratan akhirnya menyebabkan kinerja mesin semakin berkurang dan lama-lama akan menjadi aus.

Suatu usaha sebenarnya diperlukan untuk mendeteksi perkaratan sehingga bisa diupayakan solusi untuk membuat mesin makin efisien. Namun, deteksi sebab perkaratan itu mengalami hambatan karena keterbatasan teknologi.

"Dengan teknologi yang ada, penyebab perkaratan selama ini hanya bisa dilihat dalam skala mikro," kata ungkap Erwin Siahaan, staf pengajar jurusan Teknik Mesin di Universitas Tarumanagara, di sela-selam pameran nanoteknologi di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Rabu (1/12/2010).

Saat diwawancara dalam kesempatan pembukaan Expo Nano di Universitas Tarumanagara, ia mengatakan, "Nanoteknologi akan membantu melihat sebab perkaratan dengan lebih detail sehingga solusi masalah tersebut bisa diupayakan."

Selain mengupayakan deteksi sebab perkaratan dengan lebih baik, ia juga mengungkapkan bahwa sentuhan nanoteknologi sangat berguna dalam industri cat. Teknologi tersebut bisa membuat cat tampak lebih cerah.

"Dalam pembuatan cat, jika ukuran molekul senyawa yang digunakan besar, maka akan ada jarak antar molekul yang cukup lebar, menyebabkan warna cat jadi buram ketika cat menyerap sinar matahari," lanjutnya.

Lewat nanoteknologi, ukuran molekul bisa dibuat lebih kecil sehingga jarak antar molekul makin rapat. Diharapkan, cat yang dihasilkan memiliki warna yang lebih cerah saat digunakan.

Expo Nano diselenggarakan di Universitas Tarumanagara tanggal 2-16 Desember 2010. Acara tersebut diselenggarakan berkat kerjasama Universitas Tarumanagara dengan Centre Culturel Francais (CCF) Jakarta.

Erwin mengatakan, kerjasama pengadaan pameran ini akan diupayakan berlanjut dengan kegiatan yang lebih bernuansa akademis, misalnya dengan mengupayakan kerjasama antara universitas dengan lembaga riset atau perusahaan Perancis.

"Kami mengharapkan kerjasama tidak hanya sampai di sini saja. Yang kami inginkan, ini bisa menjadi awal untuk membangun kerjasama lain, terutama kerjasama dalam bidang penelitian," jelas Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau