Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Sekadar Gunung, tetapi Pelindung

Kompas.com - 25/11/2010, 08:13 WIB

Petugas pemantau Gunung Bromo, Achmad Subhan, lebih melihat bentuk leher kawah sebagai pelindung alami warga. Gunung Bromo memang sedikit miring ke arah Pasuruan. Karena itu, selama ini letusan atau semburan asap mengarah ke Nangkajajar, Pasuruan, dan bukan ke desa-desa Tengger di Probolinggo atau di Malang.

Leluhur

Menurut Ketua Dukun Tengger, Mudjono (60), Gunung Bromo adalah tempat leluhur orang Tengger. Karena itu, bisa dikatakan sebagai pelindung warga Tengger. Apalagi, warga selalu berupaya menghormati para leluhur dengan menjalani ritual mempersembahkan hasil bumi pada saat Kasada ataupun sesajen setiap Jumat Legi.

Kalaupun Bromo meletus, kata Mbah Mudjo—panggilan akrab Mbah Mudjono—itu kehendak alam. Keriuhan hanya terjadi di kalangan masyarakat di luar warga Tengger, sementara warga tenang-tenang saja. Upacara tolak bala kecil-kecilan dilangsungkan beberapa hari lalu. Ini pun digelar setelah Mbah Mudjo berembuk dengan banyak dukun di Malang, Lumajang, Pasuruan, dan Probolinggo.

Kendati pasrah, warga Tengger bukan tipikal warga yang tidak berupaya. Usaha tetap dijalankan. Namun, apabila Pos Pengamatan Gunung Bromo Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memberi imbauan untuk mengungsi, penduduk diminta mematuhi imbauan itu.

Syafi’i juga tak bisa memastikan apakah Gunung Bromo akan meletus atau kembali tenang. Namun, kewaspadaan harus ditingkatkan sebab kondisi menjelang letusan pada tahun 2004 sangat berbeda dengan saat ini. Dulu, tidak terdeteksi banyak gempa sebelum letusan. Kini, terjadi lebih dari seribu gempa dalam waktu kurang dari sebulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com