LEBAK, KOMPAS.com — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bandung, Jawa Barat, mengingatkan nelayan ataupun wisatawan agar tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda setelah penetapan status "Waspada".
"Kami mengimbau nelayan dan wisatawan agar tidak mendekati letusan Anak Krakatau karena sangat membahayakan terkena lontaran pijar," kata seorang petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Jumono, melalui telepon, Senin (1/11/2010).
Jumono mengatakan, pihaknya kini memberikan rekomendasi radius 2 kilometer dari titik letusan gunung berapi tersebut. Menurut dia, selama status Anak Krakatau "Waspada" nelayan dan wisatawan hanya diizinkan dalam radius 2 kilometer dari titik letusan.
Lontaran bebatuan lava yang suhunya mencapai 800 sampai 1.000 derajat celsius, menurutnya, sangat berbahaya. Orang yang terkena dipastikan meninggal. Dia menyebutkan, selama ini pesisir barat Provinsi Banten, yaitu Pantai Anyer dan Carita, dinyatakan aman dan tidak terancam aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau.
"Saya menjamin pesisir Pantai Carita dan Anyer relatif aman dan tidak akan terjadi gelombang tsunami," ujarnya menjelaskan.
Dia menyebutkan, aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau masih fluktuatif dengan interval lima sampai 10 menit. "Dengan interval sebesar itu tentu masih berlangsung kegempaan vulkanik dalam dan dangkal, letusan, serta embusan," katanya.
Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Anak Karakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, sepanjang Minggu (31/10/2010) kegempaan vulkanik mencapai 585 kali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.