Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Masih Ganggu Distribusi

Kompas.com - 01/11/2010, 06:44 WIB

Warga dan korban di Kecamatan Pagai Selatan membutuhkan tenda, alat masak, pakaian, dan obat-obatan. ”Cadangan bantuan, terutama bahan pangan, masih cukup hingga besok (hari ini). Lusa dan berikutnya kami tak punya cadangan,” kata Kepala Desa Bosua, Kecamatan Pagai Selatan, Maralus Sagari.

Di sisi lain, sebagian penduduk Pagai Selatan sejak Minggu mulai bisa datang sendiri ke Sikakap, di Pulau Pagai Utara, mencari perawatan atau pengobatan. Sejumlah 118 orang masih dirawat inap di Puskesmas Sikakap dan lima korban lain dirujuk ke rumah sakit di Padang.

Upaya menembus keterisolasian yang ditempuh tim bantuan dan diikuti Kompas sepanjang Sabtu-Minggu ke sejumlah dusun di wilayah Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara, lewat jalur laut maupun darat menunjukkan, jalur jalan darat lebih dianjurkan. Dari Desa Saumanganya, perjalanan darat harus melewati beberapa dusun di Saumanganya, dan delapan dusun di Desa Matobe, sebelum tiba di wilayah Desa Sikakap.

Mengoperasi korban

Tim medis sejak Sabtu juga mulai bisa mengoperasi korban yang membutuhkan. Hingga Minggu sudah 14 korban dioperasi di Sikakap. ”Kami memang kekurangan tabung oksigen, tapi untuk sementara oksigen konsentrat bisa digunakan sebagai penggantinya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Tomar Sabola.

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla, yang datang ke Sikakap, menyerahkan bantuan Rp 10 juta dan bantuan lain. ”Sesuai permintaan pemerintah daerah, kami akan memberikan bantuan 100.000 lembar seng, 3.000 family kit, 100 lampu sel surya, 3.000 kelambu, 10.000 baju, 1.000 radio transistor, Rp 5 juta per rumah yang dirusak tsunami. Kami juga memperbantukan empat helikopter untuk mempercepat distribusi bantuan. Tiga sudah beroperasi Minggu,” kata Kalla.

Kalla meminta Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menyediakan kayu untuk membangun permukiman baru dan merelokasi penduduk. ”Rehabilitasi harus selesai sebelum Natal,” kata Kalla.

Kondisi cuaca buruk, Bandara Mukomuko di Bandar Ratu, Bengkulu, digunakan sebagai alternatif posko distribusi, evakuasi sejak dua hari terakhir. ”Jarak dari Mukomuko lebih pendek dibanding dari Padang, hanya sekitar 50 mil laut. Lebih mudah mengantisipasi perubahan cuaca,” ujar Kapten (CPb) Rhino Charles, pilot helikopter MI-17.

Bandara Mukomuko juga telah digunakan PMI Pusat sebagai titik evakuasi korban.

(JOS/JON/BIL/ROW/INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com