Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Selatan Merapi Rawan Longsor

Kompas.com - 25/10/2010, 15:14 WIB

Pada 21 Oktober, guguran adalah sekitar 100 kali per hari, namun dalam jarak sekitar dua hari ada peningkatan guguran menjadi lebih dari 180 kali per hari sejak 23 Oktober.

"Selain itu, aktivitas kegempaan Gunung Merapi pada 2010 ini juga lebih tinggi dibanding sebelum terjadi letusan 2006," kata Surono.

Perbedaan lainnya adalah pada 2006, pada saat Gunung Merapi dinyatakan berstatus Siaga masyarakat sudah dapat melihat kubah lava, dan pada saat status Awas sudah terlihat titik api diam.

"Tetapi sampai saat ini, titik api diam belum terlihat. Jika ditanya apakah ada kemungkinan letusan Merapi bersifat eksplosif, maka hal itu dimungkinkan," kata Surono.

Berdasarkan data seismik pada Minggu terjadi 194 kali guguran, 80 kali gempa vulkanik, 588 kali gempa multiphase dan tiga kali gempa low frekuensi, sedang pada Senin hingga pukul 06.00 WIB telah terjadi 42 kali guguran, 204 gempa multiphase dan 41 kali gempa vulkanik.

Surono mengatakan, perubahan status Merapi menjadi awas tersebut tidak langsung dapat diartikan bahwa gunung tersebut akan segera meletus.

"Perubahan ini dilakukan semata-mata untuk mengantisipasi adanya perubahan mendadak dan mengurangi korban jiwa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com