Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Selatan Merapi Rawan Longsor

Kompas.com - 25/10/2010, 15:14 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta memperkirakan sisi selatan Gunung Merapi rawan longsor dibanding sisi lainnya karena umur batuan di sisi itu lebih tua.

"Deformasi Gunung Merapi mengarah ke selatan, padahal umur batuan di sisi tersebut lebih tua dibanding batuan di sisi lain. Batuan di sisi selatan terbentuk dari lava 1911," kata Kepala BPPTK, Yogyakarta Subandrio, Senin (25/10/2010).

Menurut dia, dengan umur batuan yang relatif lebih tua maka sisi selatan akan lebih rapuh sehingga akan mudah runtuh, dan di atas lava 1911 tersebut masih ada lava 1997.

"Tetapi belum bisa dipastikan apabila ada longsoran di sisi selatan, material hasil letusan 1997 tersebut akan ikut runtuh ke selatan atau ke barat daya," kata Subandrio.

Berdasarkan data deformasi Gunung Merapi di sisi selatan pada Minggu, tercatat percepatan deformasi mencapai 42 centimeter per hari atau hampir empat kali lipat dibanding percepatan deformasi pada 21 Oktober.

"Total deformasi sejak awal hingga sekarang diperkirakan sudah mencapai sekitar 1,7 meter," katanya.

Material longsoran batuan lava 1911 tersebut akan mengarah ke Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Woro, Kali Bebeng, Kali Krasak dan Kali Bedog sehingga BPPTK merekomendasikan masyarakat yang tinggal dengan radius 10 kilometer dari puncak Merapi untuk segera diungsikan.

Di wilayah Kabupaten Sleman, terdapat enam desa yang rawan yaitu Desa Purwobinangun, Desa Girikerto, Desa Hargobinangun, Desa Kepuharjo, Desa Glagaharjo dan Desa Umbulharjo, sedang di Kabupaten Klaten meliputi Desa Balerante, Desa Sidorejo dan Desa Tegal Mulyo.

Di Kabupaten Magelang terdapat dua desa yaitu Desa Kemiren dan Desa Kaliurang yang masyarakatnya harus diungsikan.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Surono mengatakan, sejak Senin mulai pukul 06.00 WIB status Gunung Merapi dinaikkan menjadi Awas berdasarkan berbagai pertimbangan teknis seperti meningkatnya guguran material yang sangat tinggi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com