Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaria Berasal dari Gorila

Kompas.com - 23/09/2010, 15:38 WIB

BIRMINGHAM, KOMPAS.com - Penyakit malaria ternyata berasal dari tubuh seekor gorila. Sejumlah peneliti di AS menemukan, parasit ini menyebar ke seluruh dunia setelah berpindah dari seekor gorila kepada seorang manusia.

Temuan DNA dari kotoran hampir 3.000 monyet -- gorila, simpanse dan bonobo --  menunjukkan, strain parasit malaria yang ditemukan pada sebagian besar manusia identik dengan satu dari banyak strain yang menginfeksi gorila.

Strain tersebut berbeda jauh dengan strain yang menginfeksi simpanse dan sepupu jauh mereka, bonobo, kata Beatrice Hahn dari Universitas Alabama di Birmingham dan para koleganya.

Hahn dan koleganya menggunakan kotoran monyet yang dikumpulkan untuk penelitian virus AIDS bagi penelitian mereka, yang dipublikasikan di jurnal Nature.

"Kami mengorganisasi mereka berdasarkan karakter genetika di dalam alat pendingin," kata Hahn seperti dikutip Reuters.

Tim Hahn menguji materi genetik dari "human immunodeficiency virus" (HIV) untuk penelitian mereka tentang AIDS dan mengambil pendekatan serupa untuk penelitian terbaru mereka, yaitu mencari DNA dari parasit malaria, termasuk Plasmodium falciparum yang menyebabkan sebagian besar kasus penyakit malaria pada manusia.

"Monyet liar, terutama simpanse dan gorila barat, secara alami terinfeksi oleh sedikitnya delapan atau sembilan spesies Plasmodium yang berbeda," kata Hahn.

Selama beberapa tahun, simpanse menjadi terduga utama. Namun data Hahn menunjukkan bahwa gorila, dan hanya gorila, yang terinfeksi oleh spesies Plasmodium yang identik secara genetik dengan tipe yang menginfeksi manusia.

"Sekarang, berapa banyak nyamuk yang menggigit manusia atau gorila saya tidak tahu. Namun hasil akhirnya adalah, berdasarkan pada analisis terhadap 105 parasit Plasmodium pada manusia, tampaknya hanya terjadi penularan tunggal," kata Hahn.

Dengan kata lain, parasit itu hanya harus menginfeksi satu manusia atau sekelompok kecil orang sebelum dengan cepat menyebar ke banyak orang di dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com