Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cobalah Berkunjung ke Hutan Kota Srengseng

Kompas.com - 09/09/2010, 02:50 WIB

Sanitary landfill dipilih karena pada lahan seluas 15,3 hektar itu dulunya memang menjadi tempat pembuangan sampah. Cara ini mirip yang dilakukan di Seoul, Korea Selatan. Di Seoul, terdapat dua bukit buatan, yaitu World Cup Park dan Sangam-dong. Kedua bukit ini tampak menjulang hijau sepanjang masa, padahal keduanya dulu adalah timbunan sampah. Selama 1994-2001, bukit sampah ini ditimbun dan dijadikan taman. Sampah di dalamnya diproses menjadi gas metana sebagai sumber penghasil listrik.

Sayangnya, meski dibangun pada masa yang bersamaan, pengolahan sampah belum dilakukan di Srengseng. Satu hal lagi yang membuat rasa kecewa muncul, yaitu kurangnya kesadaran pengunjung di hutan kota ini. Masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan. Bahkan, masih didapati warga seenaknya membuang sampah rumah tangga di kawasan perbatasan antara hutan kota dan permukiman.

Imbauan agar jangan membuang sampah sembarangan maupun menjaga lingkungan hutan kota agar tetap asri dan nyaman tampaknya belum dipatuhi oleh warga.

Ada kesan saling lempar wewenang pengawasan hutan kota ini antara Pemerintah Kota Jakarta Barat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Meskipun berada di wilayah Kelapa Dua, Jakarta Barat, Hutan Kota Srengseng memang di bawah wewenang langsung dari Unit Pelayanan Teknis Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Akibatnya, kesan kurang terurus memang melekat di hutan kota ini.

Namun, di luar masalah sampah, Hutan Kota Srengseng cukup memikat. Apalagi sekarang, hutan ini mungkin satu-satunya hutan di tengah kota Jakarta. Hutan ini memiliki kebun bibit seluas 2,5 hektar. Ratusan pohon terdiri dari 42 jenis pohon produktif dan pohon pelindung tumbuh di sini. Ada pula 11 jenis tanaman anggrek yang mempercantik hutan kota.

Danau buatan, Danau Srengseng, di tengah hutan kota juga dipastikan membuat kawasan ini makin indah. Selain genangan air yang cukup jernih dan tergolong luas, danau ini dilengkapi juga dengan tumbuhan karsen yang diminati berbagai jenis burung. Jadi, puaskan mata dan telinga mendengar kicau burung yang terbang dan hinggap bebas di sini. (NELi triana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com