Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Berdaya Hadapi Pemutihan Karang

Kompas.com - 12/07/2010, 08:16 WIB

Pemanasan global Kepala Bidang Inventarisasi Sumber Daya Alam Laut Bakosurtanal Yulianto mengatakan, di antara ekosistem pesisir yang terpenting, ekosistem terumbu karang adalah yang terparah.

Dia mengatakan, akhir-akhir ini ditemukan perangai alam yang tidak menentu, indikasi dari dampak pemanasan global. Yulianto menyebutkan ada istilah lokal meitike, di kawasan perairan Maluku Tenggara, yaitu kondisi saat laut surut lebih lama dibandingkan biasanya.

"Meitike bisa sampai enam jam. Ketika itu terjadi, sebagian dasar laut kering dan masyarakat nelayan bisa memungut ikan-ikan yang terjebak di sela-sela terumbu karang," kata Yulianto.

Bila itu dianggap sebagai dampak pemanasan global, menurut Yulianto, dibutuhkan data pembanding. Setidaknya, data 30 tahun terakhir.

Meitike, diakui Yulianto, menyebabkan sebagian terumbu karang rusak. Namun, pemutihan terumbu karang di Wakatobi belum bisa ditentukan penyebabnya.

Hugua, Bupati Wakatobi, mengatakan, pemutihan terumbu karang sangat jarang terjadi di sana. Beberapa waktu lalu, ketika menyelam dalam rentang 200 meter, ia melihat terumbu karang memutih, luasnya sekitar 20 cm x 30 cm.

Atol terpanjang Wakatobi dengan jumlah penduduk sekitar 100.000 jiwa kini makin dikenal sebagai daerah tujuan wisata bahari dan kegiatan riset terumbu karang. Wisatawan datang dari sejumlah negara.

Menurut Hugua, Juni sampai Agustus biasanya sebanyak 600-1.000 orang dari luar negeri berdatangan. Sebagian besar dari mereka meneliti lingkungan bahari di Wakatobi. ”Sampai saya bertanya, di mana periset dalam negeri? Mengapa yang datang meriset justru dari luar negeri,” kata Hugua.

Menurut Hugua, Wakatobi memiliki atol tunggal terpanjang di dunia. Panjangnya sampai 48 kilometer di dekat Pulau Kaledupa. Great Barrier Reef, Australia, yang panjangnya sekitar 2.237,4 kilometer bukan atol tunggal, melainkan berupa gugusan.

Saking beragam dan menyebarnya terumbu karang di berbagai perairan Wakatobi, pemerintah daerah setempat menuliskan slogan menarik di berbagai lokasi. Salah satunya, "Selamat jalan dari bumi-surga nyata bawah laut di jantung segitiga karang dunia Kabupaten Wakatobi". Ini tertera di salah satu pintu masuk pelabuhan di Wanci di Pulau Wangi-wangi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com