Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Fenomena Alam Itu

Kompas.com - 08/07/2010, 08:22 WIB

Gerhana matahari atau bulan terjadi bila Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis.

”Bila pada saat purnama matahari, Bumi, dan Bulan segaris atau hampir segaris maka pada bulan mati dua pekan sebelum atau sesudahnya, ketiganya akan segaris atau hampir segaris lagi. Karena itu, tidak mengherankan bila gerhana bulan dan matahari terjadi berurutan berselang dua pekan,” kata Thomas.

Ia memberikan contoh, sesudah terjadi gerhana bulan sebagian 15 April 1995, terjadi gerhana matahari cincin pada 29 April 1995 yang melintasi Amerika Selatan.

Menjelang GMT 24 Oktober 1995 yang terjadi bukan penggelapan Bulan (gerhana) melainkan hanya peredupan karena Bulan hanya memasuki bayangan Bumi sekunder (penumbra). Berbagai kepercayaan

Gerhana matahari maupun gerhana Bulan mempunyai makna tersendiri bagi kehidupan manusia. Pada masa lalu orang menakuti kejadian alam ini sehingga muncul berbagai tradisi atau kepercayaan.

Ada masyarakat yang memercayainya sebagai peristiwa Bulan atau Matahari dimakan raksasa hingga orang harus memukul bunyi-bunyian untuk mengusirnya. Sebagian masyarakat juga mempercayai bahwa gerhana berpengaruh buruk hingga wanita hamil perlu bersembunyi.

Sementara itu, masyarakat Arab dahulu percaya bahwa gerhana itu berkaitan dengan kematian seseorang. Namun, bagi umat Islam kemudian, peristiwa gerhana merupakan cara mencocokkan penghitungan waktu bagi para ahli hisab.

Gerhana matahari merupakan ijtimak (segarisnya Bulan dan Matahari) yang teramati (observable new moon) yang amat penting dalam penghitungan kalender Islam. Dalam keadaan biasa, ijtimak tidak teramati. Satu-satunya tanda telah terjadi ijtimak adalah teramatinya hilal (bulan sabit pertama) pada saat maghrib. Itulah awal bulan dalam kalender Islam.

Menghadapi GMT, masyarakat tidak perlu terlalu takut untuk mengamatinya bila tahu cara menikmatinya yang aman. Pada dasarnya, radiasi cahaya matahari pada saat GMT dan di luar GMT sama saja. Tidak ada radiasi berbahaya yang muncul pada saat GMT.

Saat yang paling berbahaya hanyalah bila terlalu asyik melihat GMT dan tanpa sadar matahari telah muncul, walau masih sedikit. Pupil mata yang membesar pada saat kegelapan GMT dan kuatnya intensitas matahari bisa menyebabkan cahaya yang menembus mata terlalu berlebihan. ”Hal inilah yang bisa menyebabkan kebutaan,” kata Thomas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com