Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola dan Sainsnya

Kompas.com - 07/07/2010, 10:03 WIB

Untuk yang terakhir itu, orang bisa mengaitkannya dengan kecerdasan kinestetik mengikuti ide kecerdasan majemuk (multiple intelligences) seperti dikemukakan Howard Gardner. Dengan menggabungkan kecerdasan kinestetik dan pengetahuan biomekanik, kita bisa lebih mengerti kelebihan seorang pemain dibandingkan pemain lainnya.

Yang menarik, buku Science and Soccer juga mengupas sisi perilaku sehingga para pelatih pun bisa memahami sifat-sifat pemain yang dilatih, bagaimana mengembangkan keterampilan pemain di lapangan.

Segi lain yang juga masuk dalam domain sepak bola adalah analisis pertandingan yang menjadi topik Bagian Keempat. Menariknya adalah munculnya teknologi informasi yang semakin menjadi parameter dalam menganalisis pertandingan.

Meminjam ucapan McLuhan tentang media, dan teknologi yang memperkuat atau meluaskan manusia (the extension of men), di bidang olahraga—termasuk sepak bola—penerapan sains dan teknologi berfungsi sama, yakni untuk pertama memahami segi-segi biologi pemain, dan mengolahnya untuk menjadi pemain andal.

Menjelang berlangsungnya Olimpiade Beijing dua tahun silam, majalah ilmiah populer seperti Popular Science atau Discovery menurunkan laporan utama bertema "Olympics Science". Sekali lagi hal itu menegaskan bahwa berbagai cabang olahraga mendapatkan dukungan dari kemajuan sains dan teknologi.

Dalam cabang sepak bola, penerapan sains mendahului penerimaan sains olahraga di lingkungan akademis. Di tahun 1970-an, klub-klub sepak bola di Amerika Latin sudah memanfaatkan ahli-ahli di bidang psikologi, nutrisi, dan fisiologi (ilmu faal) ketika menyiapkan skuad menghadapi pertandingan internasional penting. Meskipun Eropa Barat saat itu kalah cepat dalam mengadopsi sains sebagai pendukung, pada dekade 1980-an pengelola klub sepak bola umumnya telah menyadari bahwa mereka tidak bisa lagi mengandalkan semata pada metode pembinaan tradisional. Para pelatih dan pembina sepak bola semakin terbuka menerima masukan ilmiah untuk meningkatkan keunggulan pemain.

Dalam pengantar buku, Thomas Reilly dan Mark Williams menulis, klub yang mau berubah mengikuti perkembangan zaman mendulang sukses lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang enggan berubah.

Dalam kaitan inilah cita-cita mereformasi sepak bola Indonesia ada baiknya juga menyertakan aspek ilmiah dan kemajuan iptek setelah terlebih dahulu mereformasi manajemennya. (NINOK LEKSONO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com