Format berkas pendukung yang disediakan UNESCO itu memiliki bobot 100 hingga 1.000 sesuai daya dukung alam dan potensi calon geopark. Ia mengatakan, proses pengisiannya pun tidak mudah karena harus memahami berbagai hal yang berkaitan dengan potensi pendukung geopark.
"Biasanya diisi oleh para ahli dan itu yang dipraktikkan pengelola gua kapur di Pacitan, Jawa Timur, dan Gunung Batur di Kintamani, Bali, sehingga relatif lengkap," ujarnya.
Menurut Heryadi, ketidaklengkapan dokumen teknis itu mengindikasikan lemahnya pengawalan pemerintah daerah di NTB dan lembaga terkait lainnya dalam memperjuangkan TNGR menjadi geopark dunia.
Kendati demikian, Heryadi mengingatkan semua pihak terkait bahwa TNGR masih berpeluang ditetapkan sebagai geopark dan akan menambah jumlah geopark dunia yang saat ini sebanyak 53 tempat dan tersebar di 17 negara di bawah jaringan UNESCO.
"Masih ada peluang. Memang, berkas pengusulan TNGR sebagai geopark dunia belum lengkap sehingga perlu dilengkapi sesegera mungkin," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.