Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penentuan Waktu Mesir Kuno

Kompas.com - 21/06/2010, 08:40 WIB

Hasil penelitian selama tiga tahun yang dipimpin Christopher Ramsey dari Oxford University, Inggris, bersama para ahli dari Cranfield University, National Center for Scientific Research (CNRS) di Perancis, ahli dari Austria, dan Israel itu antara lain berupa data terbaru kekuasaan dinasti Kerajaan Baru Mesir yang ternyata dimulai 1570 SM-1544 SM (sebelum Masehi).

Ini berbeda dari pendapat kalangan sejarawan sebelumnya yang memperkirakan kerajaan baru Mesir mulai berkuasa sekitar 1550 SM. Raja Kerajaan Baru, Ramses II yang dikenal sebagai raja Mesir yang terhebat, diketahui berkuasa pada 1297-1273 SM. Adapun Raja Tutankhamun berkuasa pada tahun 1353 SM-1331 SM.

Ada pula temuan baru yang menyebutkan, salah satu firaun yang terkenal pada era Dinasti Ketiga Kerajaan Lama Mesir, yakni Djoser, berkuasa pada 2691 SM-2625 SM atau sekitar 50-100 tahun lebih awal dibandingkan prakiraan sejarawan sebelumnya. Periode kekuasaan Djoser bisa diketahui setelah meneliti biji-bijian dan tanaman yang ditemukan di dalam sebuah bilik di bawah tangga piramida Saqqara.

Dengan adanya data-data terbaru itu, mau tidak mau kalangan sejarawan harus mengubah catatan mereka tentang sejarah dinasti Mesir yang kala itu mendominasi Mediterania. Selain itu, perdebatan di kalangan ahli Mesir bisa berakhir dengan kemunculan data-data yang lebih akurat ini.

Menghentikan perdebatan

Temuan baru dengan carbon-14 ini diyakini akan menghentikan perdebatan panjang di kalangan ahli Mesir. Salah satu perdebatannya adalah tentang periode waktu dimulainya era Kerajaan Baru yang ”melahirkan” raja-raja terkenal, seperti Amenhotep, Tutankhamun, dan Ramses. Di satu sisi, kalangan sejarawan meyakini era dinasti itu dimulai 1539 SM, tetapi di sisi lain ada pula yang berpendapat dimulai 1550 SM.

”Selama ini penanggalan radiokarbon tidak dipercaya karena kerap terjadi kesalahan fatal. Namun, sekarang teknik itu mampu meniadakan perbedaan ide dalam rekonstruksi sejarah,” kata Andrew Shortland dari Cranfield University, Inggris.

Teknik penanggalan radiokarbon dinilai lebih akurat dibandingkan analisis-analisis tentang sejarah Mesir selama ini yang disimpulkan hanya berdasarkan dokumen sejarah atau temuan arkeologi. Seperti dokumen sejarah Mesir, misalnya, disusun berdasarkan goresan catatan harian sejarawan Manetho pada abad ke-3 SM dan prasasti-prasasti yang ditemukan di Saqqara dan Karnak. Catatan-catatan ini kemudian menghasilkan ”kronologi mengambang” karena kurang konsisten dengan periode waktu yang tidak pasti.

Selain dokumen dan temuan arkeolog, periode waktu sejarah Mesir kerap hanya dirujuk dari peristiwa-peristiwa astronomi. Namun, dengan cara ini pun sulit diperoleh data yang akurat. Bandingkan saja perbandingan astronomi dengan dokumen dan temuan arkeolog pada piramida pertama di Saqqara yang digunakan sebagai makam Raja Djoser. Kalangan sejarawan berpendapat, Djoser berkuasa pada 2667 SM-2592 SM. Namun, apabila menggunakan perhitungan astronomi, Djoser baru berkuasa 75 tahun kemudian. Perbedaan pendapat seperti inilah yang diharapkan akan bisa diminimalisasi dengan penggunaan teknik carbon-14.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com