Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oom Kruger di Tengah Pretoria

Kompas.com - 12/06/2010, 09:25 WIB

Di Church Street, Pretoria, rumah—yang dihuninya bersama istri pertama, Maria du Plessis (meninggal beberapa tahun setelah perkawinan) dan istri kedua, Gezina du Plessis—kini menjadi museum bernama The Kruger House. Nyaris tak ada yang berubah pada rumah Oom Kruger ini jika kita bandingkan dengan foto yang dimuat oleh Holmes di bukunya.

Bentuk asli

Rumah dengan beranda melebar dan dihiasi dua patung singa itu memiliki pagar rendah, sangat berbeda dengan pemandangan rumah di Pretoria pada umumnya yang berpagar tinggi dan berteralis rapat, lengkap dengan alarm dan kamera pengintai. Karpet, tirai, kertas, dan dinding semua masih dipertahankan dalam bentuk aslinya.

Di Pretoria, rumah Oom Kruger adalah yang pertama dialiri listrik. Begitu juga ketika jalur telepon masuk tahun 1891, rumah ini juga yang pertama menikmatinya. Bahkan, pada Perang Anglo-Boer, jalur telegraf juga dipasang di sini.

Rumah Kruger tak bisa disebut amat besar. Baik Oom Kruger maupun Tante Gezina (panggilan untuk sang istri) masing-masing memiliki ruang tamu. Namun, dua ruang kerja Kruger terbilang mungil. Yang satu bahkan berukuran sekitar 2,5 x 2,5 meter.

Dua kamar tidur—kecuali ruang tidur utama—hanya berukuran sekitar 2,5 meter x 3 meter. Pasangan—yang memiliki tujuh anak perempuan dan sembilan laki-laki—itu baru memasuki Kruger House setelah sebagian besar anaknya menikah dan meninggalkan rumah.

Pahlawan Boer

Di mata kaum Boer (kulit putih keturunan Belanda atau Jerman yang kebanyakan menjadi petani di Afsel), Paul Kruger adalah pahlawan. Dialah yang melakukan negosiasi dengan Inggris saat Perang Boer I dan berakhir dengan dikembalikannya kemerdekaan Transvaal.

Profil Kruger sangat cocok dengan gambaran umumnya kaum Boer. Kuat, keras, dan tidak mengenal menyerah. Kakeknya yang imigran Jerman asal Berlin, yakni Jacobus Krueger, datang ke Afrika Selatan sebagai tentara VOC, perusahaan dagang Belanda.

Pendidikan Paul Kruger pun amat terbatas. Seumur hidupnya ia hanya pernah belajar selama tiga bulan di bawah bimbingan Tielman Roos. Pelajaran hidupnya lebih banyak ditimba dari lapangan. Pada umur 16 tahun, Oom Kruger telah diperkenankan untuk menetapkan wilayah pertanian yang akan digarapnya sendiri. Ia pun memilih wilayah Magaliesberg, sementara ayahnya, Casper Kruger, di daerah yang sekarang dikenal sebagai Rustenburg.

Tak heran, dengan pendidikan yang pas-pasan ini, ia menjadi orang yang paling bersikukuh mengatakan bahwa ”bumi itu datar”. Perlu dimaklumi juga karena sepanjang hidupnya hanya satu buku yang dibaca, yaitu kitab Injil. (Fitrisia Martisasi dari Pretoria, Afrika Selatan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com