Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadal Raksasa Ini Memiliki Dua Penis

Kompas.com - 08/04/2010, 06:24 WIB

Dalam beberapa tahun kemudian, kata Brown, ahli etnobiologi terus mendengar cerita mengenai kedua jenis kadal ini yang disukai banyak orang karena daging mereka terasa lebih enak dibandingkan dengan kadal yang hidup di tanah, hewan ini digambarkan sebagai hewan yang lebih besar dengan warna lebih cerah.

"Kedua jenis kadal yang digambarkan oleh masyarakat setempat adalah dua nama buat hewan yang sama," kata Brown.

Pada 2009, mahasiswa strata 1 pada akhir ekspedisi dua bulan menemukan tanda kadal besar. Ada goresan kuku di pepohonan dan perdu pohon pandan, yang buahnya disukai oleh kadal.

Beberapa pemburu yang telah mendengar ketertarikan tim tersebut membawa kadal jantan dewasa yang nyaris mati ke kamp mereka. "Tim itu mematikan hewan tersebut dan melakukan pemeriksaan genetika yang mengkonfirmasinya sebagai spesies unik," kata Brown.

Analisis DNA memperlihatkan ada perbedaan genetika yang mendalam antara kadal baru itu dan keluarga terdekatnya, biawak, yang juga pemangsa buah tapi hidup di ujung selatan Pulau Luzon, dan bukan di ujung utara, tempat tinggal biawak hutan.

"Ditemukannya spesies langka semacam itu di daerah yang berpenduduk padat, tempat yang telah kehilangan sangat banyak tanaman, menjadi kejutan luar biasa", kata beberapa penulis laporan di jurnal Biology Letters.

Temuan penting lain dalam beberapa dasawarsa ialah kera kipunji, yang menghuni gugusan kecil hutan di Tanzania, dan saola, keluarga sapi yang tinggal di hutan dan hanya ditemukan di Vietnam serta Laos.

"Varanus bitatawa memiliki tanda unik dan anatomi seks yang tak biasa," kata studi tersebut. Kaki dan tubuhnya yang bersisik dipenuhi warna biru-hitam dengan titik-titik berwarna kuning-hijau pucat, sementara ekornya ditandai dengan bagian berselang-seling warna hitam dan hijau.

Kadal jantannya memiliki dua penis, yang disebut hemipene, yang juga ditemukan pada ular dan kadal lain. Kedua penis itu seringkali digunakan secara bergantian, dan kadangkala berisi duri atau pengait yang bergungsi sebagai jangkar untuk melekatkan kadal betina selama terjadi hubungan.

Varanus bitatawa memiliki kerabat di bagian selatan Pulau Luzon, Varanus olivaceus (biawak), tapi kedua spesies itu terpisah oleh tiga lembah sungai dan jurang sepanjang 150 kilometer serta tak pernah bertemu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com