Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Earth Hour", Satu Jam demi Bumi

Kompas.com - 27/03/2010, 03:48 WIB

Akumulasi emisi dalam jumlah besar di atmosfer—sekitar 80 persen dari emisi global berasal dari sektor pengguna energi secara intensif—telah berkontribusi pada terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.

Untuk mengatasinya dibutuhkan keterlibatan semua pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat secara umum.

Pola pengelolaan selama ini yang bertumpu pada pendekatan pasokan (supply side management) perlu diimbangi dengan pengelolaan dari sisi permintaan (demand side management), yaitu dengan meningkatkan konservasi dan efisiensi energi.

Undang-Undang Energi Nomor 30 Tahun 2007 telah mengamanatkan bahwa konservasi energi merupakan tanggung jawab semua elemen, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, maupun masyarakat.

Sesungguhnya, program efisiensi dan konservasi energi sudah ada sejak lama, yaitu sejak Kebijakan Umum Bidang Energi 1981 sampai dengan Kebijakan Energi Nasional yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006.

Hanya saja, hasil yang dicapai masih belum efektif dan menghadapi berbagai kendala. Salah satu kendala utamanya adalah gaya hidup masyarakat yang masih boros energi.

Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai hemat energi ataupun karena harga energi yang relatif murah sehingga mendorong pola konsumsi yang lebih boros.

Dari kerja sama Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan beberapa institusi di Indonesia didapat masukan, pada 2007-2009 terdapat potensi efisiensi energi 10-30 persen (untuk sektor rumah tangga), 10-23 persen (komersial) dan 7-21 persen (industri).

Penghematan bisa dicapai melalui 3 strategi utama, yaitu (1) penetapan regulasi dan aturan main yang jelas, (2) peran dan dukungan pemerintah yang kuat, (3) sosialisasi dan peningkatan kesadartahuan masyarakat. Misalnya, mengganti lampu pijar 40 watt dengan lampu hemat energi (CFL) 8 watt pada konsumen rumah tangga dengan daya di bawah 900 VA. Kegiatan ini terus berkembang, mencapai skala ekonomi dan mampu menurunkan gap antara pertumbuhan penjualan listrik dan beban puncak. Hal yang serupa dengan pendekatan berbeda juga dilakukan untuk sektor komersial dan industri.

Keduanya hanyalah contoh kecil upaya efisiensi energi yang sudah dan dapat dilakukan. Upaya-upaya tersebut masih perlu terus ditingkatkan.

Sekecil apa pun kontribusi yang bisa dilakukan, akan memberikan perubahan yang positif bagi ketahanan energi, pembangunan ekonomi, serta kelangsungan hidup di bumi.

Bumi bukan hanya tempat tinggal yang harus nyaman bagi generasi sekarang, melainkan juga bagi generasi yang akan datang. Setiap detik yang dilakukan dapat memberikan warna dan makna yang berbeda dalam kehidupan.

INDRA SARI WARDHANI Bidang Energi WWF Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com