Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laboratorium Sel Surya Hartika

Kompas.com - 05/02/2010, 03:31 WIB

”Alasannya waktu itu, semikonduktor sudah cukup saya pelajari di tingkat S-1,” ujarnya. Selain itu, mempelajari superkonduktor, dikatakan, akan jauh lebih bermanfaat. Terlebih waktu itu ada kerja sama riset dengan sebuah perusahaan untuk pengembangan superkonduktor.

”Saya tetap ngotot. Kalau tidak diizinkan belajar semikonduktor, lebih baik pulang,” kata Hartika. Keinginannya itu kemudian dikabulkan. Ia menyelesaikan S-2 di Lancaster selama 13 bulan.

Tahun 1979, Hartika berkesempatan mendalami teknologi sel surya di Osaka, Jepang. Pada tahun-tahun berikutnya ia terus menimba ilmu sel surya di sejumlah negara di Eropa, Asia, juga Amerika Serikat.

Berkat konsistensi, kesetiaan, dan penguasaan teknologi proses produksi sel surya yang dia miliki, Juni 2007, Hartika dikukuhkan sebagai profesor riset oleh Kepala LIPI Umar Anggara Djenie di Jakarta. Sebulan kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan Satyalancana Karya Satya XXX untuk dia.

Sayang, di bidang kemandirian teknologi ini, pemerintah masih sebatas menyampaikan penghargaan. Para periset tentu berharap, pemerintah berani dan segera mengimplementasikan hasil riset teknologi mereka.

IKA HARTIKA ISMET

• Lahir: Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Oktober 1946

• Suami: Ismet Adieb Mas'oed

• Anak:

- Melati Irawati

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com