Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbuan Dokter Asing?

Kompas.com - 01/02/2010, 06:21 WIB

KOMPAS.com - Dengan diberlakukannya perdagangan bebas China-ASEAN, banyak pihak khawatir Indonesia akan dibanjiri oleh produk China, mulai dari produk pertanian, tekstil, furnitur, mainan anak, otomotif, hingga obat. Namun, satu hal yang mungkin juga patut diperhitungkan adalah datangnya dokter asing ke Indonesia.

Dewasa ini Indonesia telah dijadikan pasar jasa layanan kedokteran, dalam bentuk pasien Indonesia berobat di luar negeri. Konon jumlah devisa yang terbuang untuk berobat ini mencapai jutaan dollar AS. Salah satu bentuk yang mungkin akan terjadi adalah dokter asing datang dan berpraktik di Indonesia. Sekarang ini sudah cukup banyak rumah sakit yang modalnya berasal dari luar negeri dan rumah sakit tersebut mungkin saja akan menjadi jembatan untuk penampungan dokter asing.

Layanan kedokteran di Indonesia tampaknya masih lemah. Citra yang terbentuk adalah layanan kedokteran kita mutunya rendah, biayanya tinggi, dan kurang komunikatif. Masyarakat beranggapan layanan di negara maju lebih baik daripada Indonesia. Namun menurut saya, tidak semua layanan di negara maju lebih baik daripada di Indonesia. Untuk penyakit-penyakit tertentu jarang didapat di negara maju, jadi pengalaman mereka kurang.

Menurut pendapat saya, pengalaman dan keterampilan dokter akan menunjang ketepatan diagnosis dan keberhasilan terapi. Namun tidak seluruh masyarakat memahami hal itu sehingga perlu pembentukan citra yang benar mengenai layanan kedokteran kita.

Hanya sayang, lembaga swadaya masyarakat di Indonesia lebih suka menyorot kekurangan layanan dan kurang memerhatikan kelebihan layanan rumah sakit dan dokter Indonesia. Apakah belum saatnya untuk bersama membentuk citra bahwa layanan kedokteran di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia? Sampai di mana persiapan profesi kedokteran dan perhimpunan rumah sakit di Indonesia? Apakah pihak regulator juga telah menyadari hal ini, karena tampaknya sekarang regulator kita amat lemah dalam mengawasi iklan dan kegiatan dokter asing di Indonesia. Mohon tanggapan dokter.

(M di J)

Jawaban

Saya sebenarnya dokter klinis. Namun, sedikit banyak saya mengikuti sejak tahun 2000 telah timbul kesadaran di kalangan kesehatan bahwa kita harus mampu bersaing dengan negara lain, terutama negara-negara di kawasan Asia. Dalam menghadapi isu perdagangan bebas, bahkan pernah dibentuk tim untuk mengantisipasi dan memberikan rekomendasi dalam bidang pelayanan kesehatan.

Dampak perdagangan bebas mau tak mau juga akan berdampak pada layanan kesehatan, khususnya layanan kedokteran. Dokter asing tak dapat lagi kita tolak kehadirannya hanya karena mereka dokter asing. Perlu aturan yang sama untuk dokter asing dan dokter Indonesia. Jika mereka memenuhi persyaratan untuk berpraktik di Indonesia, kita tak dapat melarangnya begitu saja. Karena itulah, persyaratan tersebut harus dikaji dengan baik, misalnya salah satu yang mungkin disyaratkan adalah kemampuan berbahasa Indonesia di samping kompetensi.

Sistem pendidikan kedokteran di luar negeri juga mungkin berbeda dengan di Indonesia. Masyarakat kita mempunyai kecenderungan untuk berobat ke dokter spesialis dan konsultan dan kurang menghargai dokter umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com