Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Machu Picchu dan Resolusi Dieng

Kompas.com - 26/01/2010, 07:59 WIB

Memulihkan hutan dan merevitalisasi potensi keekonomian lainnya yang bersifat otentik lokal dan unik, menurut Poppy, pada akhirnya akan menunjang daya saing pada era perdagangan bebas di negara-negara ASEAN-China seperti sekarang.

Berikutnya, Inayah. Ia hadir sebagai salah satu narasumber forum Pandangan Lingkungan 2010 (Environmental Outlook 2010) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di Jakarta Media Center (JMC).

Kehadirannya sekaligus mewakili keluarga besar Gus Dur. Ia diundang untuk menyaksikan prosesi penobatan almarhum ayahnya sebagai pejuang penyelamat lingkungan oleh Walhi.

Pada kesempatan berbicara, Inayah tidak menyampaikan apa saja yang sudah dilakukan Gus Dur demi penyelamatan lingkungan. ”Kita bisa googling (mencari informasi dari situs internet) kalau ingin melihat kebijakan beliau semasa menjadi presiden,” ujar Inayah.

”Saya hendak menyampaikan hal-hal yang tidak pernah diketahui publik mengenai Gus Dur,” kata Inayah.

Dia mengutarakan, almarhum ayahnya memiliki perhatian terhadap keteraturan hal-hal kecil. ”Seperti ritual pagi setelah mandi, biasa memakai obat ketek sebelum menyisir rambut. Ketika ada ajudan yang keliru menyampaikan sisir dulu sebelum obat ketek, Gus Dur tidak akan menerima sisir itu. Gus Dur akan diam saja sampai diberikan obat ketek sesuai yang biasa dilakukan,” ujar Inayah.

Berangkat dari keteraturan hal-hal kecil, Gus Dur memegang prinsip-prinsip hal besar, seperti mengenai kedaulatan suatu bangsa. Negara berdaulat yang tak mampu memerhatikan isu lingkungannya sama saja tak berdaulat.

Resolusi 2010

Isu melawan fenomena penggurunan dilontarkan Poppy. Isu menegakkan kedaulatan bangsa dengan memerhatikan lingkungan disampaikan Inayah. Kedua hal itu segaris dengan resolusi 2010 yang ingin dikejar Walhi, yaitu revolusi ekologi.

Direktur Eksekutif Walhi Berry Nahdian Forqan menyampaikan, revolusi ekologi untuk mewujudkan keadilan ekologi, reformasi agraria sejati, dan industrialisasi nasional. Revolusi ekologi untuk menghadang kepentingan segelintir pemilik modal yang mengeruk sumber daya alam kita dan merusak lingkungannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com