Modifikasi dilakukan di laboratorium dengan cara mentransfer, menyisipkan gen antarorganisme yang sama atau berbeda untuk mendapatkan sifat-sifat diinginkan, seperti meningkatkan resistensi terhadap pestisida atau memperbaiki kandungan gizinya. Dengan menggunakan suatu gen penanda, dapat diketahui apakah gen yang dinginkan telah masuk ke dalam sel atau belum.
Meskipun telah bertahun-tahun terjadi pro dan kontra terhadap manfaat dan bahaya yang dihasilkan oleh produk transgenik, banyak bidang yang memanfaatkan kemajuan dan perkembangan teknologi ini. Salah satu di antaranya adalah bidang kedokteran yang memanfaatkannya untuk menghasilkan obat- obatan, khususnya antibiotik, hormon, vaksin, dan antigen sebagai bahan diagnostik. Selain itu, teknologi ini digunakan juga untuk berbagai bahan pangan mulai dari kacang kedelai, jagung, hingga biji kanola.
Untuk dapat memanfaatkan suatu produk rekayasa genetika dengan aman, kita perlu memahami bahaya atau risiko potensial yang mungkin timbul sebagai akibat masuknya asam deoksiribonukleat (
Teknologi ini sangat menjanjikan pangan bagi dunia ketiga yang sangat membutuhkan ketahanan pangan. Dengan modifikasi tanaman pangan yang tahan hama dan penyakit, panen dimungkinkan akan meningkat.
Pengembangan pengobatan mutakhir di dunia kedokteran membuat para peneliti melirik teknologi ini meskipun sampai sekarang belum memberikan hasil yang memuaskan bahkan cenderung ditinggalkan.
Efek berbahaya yang mungkin timbul, antara lain, adalah kanker pada sel organisme penerima DNA transgenik melalui pangan hasil rekayasa genetika ataupun yang lainnya. Gen yang direkayasa mampu berevolusi atau bermutasi menjadi racun atau imunogenik, berpindah dari produk rekayasa genetika ke organisme penerima secara alami, atau berperan sebagai pengaktif materi dasar sel-sel kanker (onkogen).
Untuk itu, diperlukan kontrol ketat terhadap keamanan produk rekayasa genetika sebelum dipasarkan kepada masyarakat. Berbagai uji keamanan harus dilakukan untuk memenuhi standar keamanan, antara lain, adalah uji alergisitas untuk mengetahui ada tidaknya zat pemicu alergi, uji toksitas untuk mengetahui ada tidaknya racun dalam produk, uji imunitas untuk mengidentifikasi apakah produk tersebut berbahaya bagi sistem kekebalan manusia atau tidak.