Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Gempa Besar Terkurangi

Kompas.com - 17/10/2009, 05:10 WIB
 
 

JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa tektonik yang berpusat di Ujung Kulon, Jumat (16/10) sore, mengurangi risiko terjadinya gempa besar setelah gempa Tasikmalaya, 4 September, dan Padang, 30 September. Gempa yang terjadi kemarin sore pada pukul 16.52 berkekuatan 6,4 skala Richter dan berpusat 42 kilometer barat laut Ujung Kulon, Provinsi Banten. Pusat gempa di laut dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.

”Dari sifat kedangkalan pusat gempa tersebut, diperkirakan sebagai rangkaian gerak Sesar Sumatera. Gempa tersebut diharapkan mengurangi potensi gempa besar berikutnya karena energi Sesar Sumatera telah terlepas sebagian,” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Mineral Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yusuf Surachman, Jumat.

Sejumlah ahli mengkhawatirkan, gempa berkekuatan hingga 8,9 skala Richter masih berpotensi terjadi di wilayah Sumatera, setelah terjadi gempa di Padang. Namun, beberapa gempa yang terjadi di jalur Sesar Sumatera akhir-akhir ini diharapkan mereduksi energi potensi gempa yang lebih besar.

Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fauzi mengatakan, pusat gempa tepatnya berada di 6,79 Lintang Selatan dan 105,1 Bujur Timur.

”Episentrum ini berada di zona subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia,” kata Fauzi.

Intensitas gempa ini dirasakan di Ujung Kulon dalam skala 4 MMI hingga 5 MMI (modified mercally intensity). Sementara kegempaan dengan intensitas 3-4 MMI dirasakan penduduk di Lampung, Banten, dan Jakarta. Adapun di Depok dan Bandung intensitas gempa 2-3 MMI.

Gempa susulan muncul pada pukul 17.01, tetapi kekuatannya jauh berkurang, hanya 4,9 skala Richter.

Aktivitas tinggi

Seperti halnya pesisir barat Sumatera, daerah laut selatan Pulau Jawa tergolong memiliki aktivitas kegempaan yang tinggi. Hal ini terjadi akibat desakan lempeng Indo-Australia yang relatif kuat, 5 hingga 7 sentimeter per tahun. ”Bagian selatan Selat Sunda juga dilewati terusan Sesar Semangko,” kata Yusuf.

Secara terpisah, guru besar dan ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung, Sri Widiyantoro, mengatakan, meskipun gempa tersebut mendekati Pulau Jawa, sistem ini tidak menyambung dengan sesar yang terdekat, yaitu Sesar Cimandir yang terbentang mulai dari sekitar Sukabumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com