JAKARTA, KOMPAS.com - ”Dari sifat kedangkalan pusat gempa tersebut, diperkirakan sebagai rangkaian gerak Sesar Sumatera. Gempa tersebut diharapkan mengurangi potensi gempa besar berikutnya karena energi Sesar Sumatera telah terlepas sebagian,” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Mineral Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yusuf Surachman, Jumat. Sejumlah ahli mengkhawatirkan, gempa berkekuatan hingga 8,9 skala Richter masih berpotensi terjadi di wilayah Sumatera, setelah terjadi gempa di Padang. Namun, beberapa gempa yang terjadi di jalur Sesar Sumatera akhir-akhir ini diharapkan mereduksi energi potensi gempa yang lebih besar. Kepala Pusat Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fauzi mengatakan, pusat gempa tepatnya berada di 6,79 Lintang Selatan dan 105,1 Bujur Timur. ”Episentrum ini berada di zona subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia,” kata Fauzi. Intensitas gempa ini dirasakan di Ujung Kulon dalam skala 4 MMI hingga 5 MMI (modified mercally intensity). Sementara kegempaan dengan intensitas 3-4 MMI dirasakan penduduk di Lampung, Banten, dan Jakarta. Adapun di Depok dan Bandung intensitas gempa 2-3 MMI. Gempa susulan muncul pada pukul 17.01, tetapi kekuatannya jauh berkurang, hanya 4,9 skala Richter. Seperti halnya pesisir barat Sumatera, daerah laut selatan Pulau Jawa tergolong memiliki aktivitas kegempaan yang tinggi. Hal ini terjadi akibat desakan lempeng Indo-Australia yang relatif kuat, 5 hingga 7 sentimeter per tahun. ”Bagian selatan Selat Sunda juga dilewati terusan Sesar Semangko,” kata Yusuf. Secara terpisah, guru besar dan ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung, Sri Widiyantoro, mengatakan, meskipun gempa tersebut mendekati Pulau Jawa, sistem ini tidak menyambung dengan sesar yang terdekat, yaitu Sesar Cimandir yang terbentang mulai dari sekitar Sukabumi. ”Sejauh ini, untuk memprediksi potensi gempa berikutnya memang masih belum bisa dilakukan,” kata Widiyantoro. Gempa yang dirasakan di Jakarta juga membuat panik sejumlah warga. Karyawan di sejumlah perkantoran di Hal serupa dilakukan warga di Sukabumi, Bandung, dan Lampung. Warga yang berada di dalam rumah dengan panik segera keluar rumah. Di Kabupaten Serang dan Pandeglang, Provinsi Banten, kerasnya guncangan gempa terlihat dari goyangan tiang listrik. Kabel-kabel yang membentang antartiang listrik pun Kepala Kepolisian Sektor Sumur, Pandeglang, Ajun Komisaris M Yusuf menuturkan, beberapa saat setelah gempa terjadi, ia terus mengumpulkan informasi dari para kepala desa mengenai laporan dampak gempa. Hingga pukul 18.00, pihaknya belum mendapat laporan adanya kerusakan rumah atau korban jiwa di tujuh desa yang masuk wilayahnya. ”Kami terus memonitor dampak gempa yang terjadi sore tadi,” ujar M Yusuf. (YUN/NAW/CAS/HLN/THY)