Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Pertanda Kala, Bulan Penunjang Kehidupan

Kompas.com - 16/09/2009, 07:12 WIB

Saat GMT terjadi, tampaklah bahwa ukuran piringan Matahari dan Bulan demikian pas berimpit. Kalau ada sepercik sinar matahari bisa menerobos, itu karena ia lolos melewati permukaan Bulan yang bergunung-lembah.

GMT bisa terjadi karena kebetulan yang luar biasa. Matahari kurang lebih 400 kali lebih lebar, tetapi jaraknya juga 400 kali lebih jauh. Oleh karena itu, keduanya juga tampak sama ukuran di langit. Ini situasi yang amat unik di Tata Surya yang terdiri dari 8 planet dan 166 bulan yang sejauh ini diketahui. Bumi juga satu-satunya planet yang bisa menopang kehidupan. Apakah semua itu kebetulan murni? (New Scientist, 31 Januari 2009).

Di luar dugaan itu, kebetulan atau bukan, Bulan merupakan obyek yang berbeda asal-usulnya dibandingkan dengan bulan-bulan planet lain, seperti Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Jika Bulan kita diyakini tercipta karena Bumi ditumbuk benda langit besar, bulan-bulan planet luar tercipta dengan cara lain, yaitu dari penggumpalan material di medan gravitasi planet induk atau penangkapan benda kecil yang lewat oleh gravitasi planet.

Berkah Bulan

Dengan ukuran yang relatif besar itu, Bulan juga berperan besar dalam mendukung eksistensi kehidupan di Bumi. Ketika Bumi berpusing memutari sumbunya, ia cenderung untuk bergoyang bebas, kadang terpengaruh oleh tarikan Matahari juga. Ternyata, tangan gravitasi Bulan yang tak terlihat dengan halus meredam goyangan pusingan Bumi tadi. Ini mencegah instabilitas rotasi, yang kalau tak diredam bisa menimbulkan perubahan dramatik iklim. Instabilitas bisa membuat kondisi kondusif yang diperlukan untuk munculnya kehidupan di planet kita terganggu.

Tentu dukungan lain bagi kehidupan juga berupa posisi Bumi yang ada di zona tertinggali (habitable zone) di mana ada cukup banyak air cair. Namun, peranan Bulan, sekali lagi, tidak bisa diremehkan.

Akan tetapi, sejak terjadi impak yang melahirkannya, Bulan terus menjauh dari Bumi dengan laju sekitar 3,8 sentimeter setiap tahun. Dinosaurus tidak melihat gerhana seperti kita karena Bulan pada kurun 200 juta tahun silam terlalu dekat, hingga ukurannya cukup besar di langit untuk menghalangi keseluruhan Matahari.

Namun, penghuni Bumi dalam tempo beberapa ratus juta tahun dari sekarang juga tidak akan melihat GMT sama sekali karena Bulan akan tampak terlalu kecil di langit.

Di sini tampaknya ada dua keberuntungan yang dinikmati oleh manusia sekarang ini. Pertama karena ada Bulan yang menjauh dari sejak saat terciptanya. Yang kedua, karena terjadinya evolusi kecerdasan kehidupan.

Oleh karena itu, tulis Marcus Chown di New Scientist, kalau beruntung, Anda bisa menyaksikan GMT dalam hidup Anda, pikirkanlah hal ini: bahwa Bulan besar itu boleh jadi alasan mengapa Anda ada. Itulah falsafah yang sarat dengan paham antropik bahwa kita ada adalah untuk menyaksikan semua keajaiban alam di depan kita.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com