Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Matahari-Bulan Masa ke Masa

Kompas.com - 25/07/2009, 03:43 WIB

Yuni ikawati

Matahari dan Bulan sebagai benda angkasa yang menghidupi makhluk di Bumi kemunculannya yang tidak biasa, seperti ketika terjadi gerhana, mengundang perhatian manusia dengan berbagai reaksi, hingga melahirkan mitos dan kepercayaan.

Gerhana matahari total yang terjadi di China dan India pada Kamis (23/7) ditanggapi beragam oleh masyarakatnya. Penduduk India berbondong-bondong menyucikan diri di Sungai Gangga ketika fenomena alam itu terjadi. Upacara ritual itu hingga menelan korban jiwa.

Di beberapa daerah di Indonesia tempo dulu penduduknya akan beramai-ramai menabuh benda-benda yang mengeluarkan suara yang membahana ketika terjadi gerhana.

Menurut kepercayaan mereka ketika terjadi gerhana bulan atau matahari raksasa tengah menelan benda angkasa. Suara yang ingar bingar dipercaya akan mengusir sang raksasa sehingga batal menelan bola yang menyala di angkasa itu.

Matahari dan bulan memang dari waktu ke waktu telah mewarnai peradaban manusia dari masa ke masa.

Catatan sejarah menyebutkan, Matahari dianggap dewa tertinggi dalam kepercayaan Mesir kuno, dinamai Amon Ra (Dewa Matahari). Pada masa itu Amon Ra merupakan dewa yang banyak disembah di daratan Mesir. Kuil Abu Simbel didirikan untuk memujanya.

Selain Matahari orang Mesir juga memuja Osiris, Dewa Kehidupan Alam, penguasa akhirat, dan Anubis, Dewa Kegelapan.

Di masyarakat India yang beragama Hindu dikenal Dewa Surya yang artinya sama, Dewa Matahari. Surya juga diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa yang menguasai atau mengatur surya atau Matahari, dan diberi gelar ”Batara”.

Menurut kepercayaan Hindu, Surya mengendarai kereta yang ditarik oleh tujuh kuda. Dewa ini memiliki kusir bernama Aruna, saudara Garuda, putra Dewi Winata.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com