Adapun bungu adalah ikan sejenis gabus. ”Dagingnya lebih tebal bahkan sampai di bagian kepala. Tulangnya lebih lunak,” kata Yusuf.
Sekitar 10 tahun lalu, saat belum langka, sogili jadi incaran pedagang dari Makassar, Surabaya, Bali, Jakarta, dan kota lain, sebagian diekspor ke China, Hongkong, Thailand, dan negara lain. Harganya cukup mahal, bisa mencapai Rp 100.000 per kilogram. Boleh dikata, sogili adalah makanan mewah.
Ada banyak dugaan penyebab punahnya kedua jenis biota endemik itu. Nelayan setempat menyebut letusan Gunung Colo tahun 1983 sebagai salah satu penyebab.
Namun, menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Poso, M Arif Latjuba, selain ekosistem danau mulai rusak, penangkapan berlebih termasuk sogili dan bungu yang masih kecil juga menjadi penyebab punahnya biota air itu.
Kerusakan ekosistem danau diakui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Poso G Balebu. Menurut Balebu, saat ini Danau Poso mengalami pendangkalan hebat. Data menunjukkan, luas danau semula 36.677 hektar. Saat ini diperkirakan sudah 19,28 persen atau 7.072,64 hektar mengalami pendangkalan. (RENY SRI AYU TASLIM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.