Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Cocok Memang Energi Alternatif

Kompas.com - 10/04/2009, 21:17 WIB

Hasil biodiesel ini sudah dicoba pada genset. Menurut Halim Fathoni, konsultan dalam program jarak, pada proyek program Desa Mandiri Energi tersebut, jika produksi semuanya berjalan, petani pada akhirnya tidak akan dirugikan karena jarak bisa dihargai hingga di atas Rp 1.500 per kilogram. Harga jarak pernah jatuh hingga Rp 700 per per kg.

”Kini kami sedang membangun kolam ikan karena salah satu produk turunan jarak adalah pelet makanan ikan. Kami juga membangun kandang ternak (sapi dan kambing) karena ampas jarak bisa dicampur dengan makanan ternak yang produknya lebih murah dari makanan ternak tanpa campuran,” ujar Rudi menambahkan.

Sebelum dijadikan pakan, racun pada jarak terlebih dulu dikeluarkan. ”Racunnya bisa untuk pestisida,” ujar Halim fathoni.

Perlu fokus

Namun, saat ini CSR Pertamina yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden masih berjalan berdampingan dengan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang berjalan atas dasar Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007.

Ironisnya, dana CSR amat kecil jika dibandingkan dengan anggaran PKBL yang mencapai 30 persen laba perusahaan. Tahun 2007 keuntungan PT Pertamina mencapai Rp 24,59 triliun, sedangkan tahun 2006 laba yang dibukukan Rp 19 triliun (Kompas, 28/6/2008). Sementara itu, anggaran CSR Pertamina baru Rp 120 miliar—sekitar Rp 10 miliar-Rp 15 miliar digunakan mengembangkan program jarak di Purwodadi.

Tujuan akhir dari CSR yang sekarang dijalankan, terutama seperti yang dijalankan di Purwodadi, adalah menurunkan penggunaan bahan bakar fosil karena sekarang produk Pertamina adalah bahan bakar fosil yang suatu kali akan habis.

Yang pasti, CSR Pertamina, menurut Rudi, sudah seharusnya fokus pada upaya penemuan teknologi tepat guna yang hemat pemakaian bahan bakar fosil, serta upaya penemuan dan produksi energi alternatif.

Rudi menegaskan, ”Di masa depan, CSR Pertamina akan terus berupaya menciptakan program-program berwawasan lingkungan berkelanjutan. Bisa saja kegiatannya dalam bentuk program pendidikan, usaha kecil menengah, dan membangun lingkungan hijau. Tetapi, dia kembali lagi pada jati diri Pertamina yang berkiprah di minyak dan gas bumi.”

”Mestinya CSR Pertamina itu fokus saja pada energi alternatif. Itu sangat cocok dengan bidang usaha Pertamina. Dana pun bisa dikerahkan ke sana sehingga Pertamina akan tetap menjadi produsen energi, tetapi kali ini energi alternatif yang tidak merusak lingkungan dan bermanfaat secara ekonomis bagi masyarakat sekitar lokasi operasi kami,” ujarnya. (ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com