Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Batuk Berdahak

Kompas.com - 03/04/2009, 03:27 WIB

Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah penderita TB di dunia setelah India dan China. Secara global, WHO memperkirakan tiap tahun ada 9,2 juta kasus TB baru dan 1,7 juta orang meninggal karena TB.

Kesadaran berobat rendah

Di Indonesia, pasien sering tidak berobat hingga tuntas karena jenuh, efek samping obat seperti mual, merasa lebih baik setelah dua bulan pertama. Penyebab lain yaitu faktor ekonomi dan hambatan transportasi.

”Padahal kuman belum terbasmi seluruhnya,” kata Priyanti. Akibatnya, kuman TB bisa kebal obat-obatan anti-TB lini pertama, terutama rifampisin dan INH. Terjadi multidrug resistant (MDR). Pasien ini hanya bisa diobati dengan obat lini kedua yang jumlahnya terbatas, mahal, efek samping lebih besar.

Di Indonesia, WHO memperkirakan tahun 2006 insiden kasus TB 534.439 orang dan jumlah kematian 88.113 orang. Prevalensi TB turun 42 persen ketimbang tahun 1990. Tahun 2008 temuan kasus TB 285.243 orang. Insiden semua kasus 223 per 100.000 orang, insiden kasus menular 101 per 100.000 orang, prevalensi BTA positif 130 per 100.000 penduduk.

Juga belum semua orang tahu cara penularan, pencegahan, serta pengobatan TB. Orang tak tahu kalau dirinya menderita TB. Padahal, bila tidak berobat, dia bisa menularkan.

Kini dunia dihadapkan pada kuman TB yang kebal terhadap obat secara ekstrem (extensive drug resistant/XDR) akibat pasien TB MDR tidak diobati dengan baik. ”Dalam kasus XDR, kuman kebal terhadap sebagian obat anti-TB lini kedua, yaitu fluorokuinolon dan obat suntik, sehingga tak bisa diobati,” ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes Tjandra Yoga Aditama.

Untuk itu, diterapkan strategi directly observed treatment shortcourse (DOTS) sejak 1995 atas rekomendasi WHO. Namun, baru 30 persen dari 1.268 RS di Indonesia menjalankan DOTS -meliputi pemeriksaan dahak, pasien berobat 6-9 bulan didampingi pengawas menelan obat, yaitu petugas kesehatan dan orang dekat pasien.

Tantangan lain ke depan adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang TB, implementasi DOTS, pengobatan pasien TB MDR, ancaman kasus MDR/XDR akan kian nyata.  (EVY RACHMAWATI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com