BENGKULU, KOMPAS.com — Sebanyak dua gajah betina binaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bengkulu di Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara, mati tertembak, awal pekan lalu. Hingga saat ini, belum diketahui motif dan pelakunya.
Kepala BKSDA Bengkulu Andi Basrul di kantornya, Senin (30/3), mengatakan, kematian dua gajah ini merupakan kehilangan besar bagi KSDA, khususnya Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat. "Kedua gajah ini positif mati akibat tertembak peluru, dan saat ini kita bekerja sama dengan kepolisian melakukan penyelidikan," katanya.
Andi yang baru dua pekan bertugas di BKSDA Bengkulu mengatakan, dari belakang telinga sebelah kanan seekor gajah yang diberi nama Gia ditemukan proyektil bewarna kuning. "Tapi proyektil itu masih di laboratorium forensik untuk diteliti jenisnya," katanya.
Satu gajah lagi, Paul, yang juga mati karena tertembak, tidak ditemukan proyektil. Diduga, pelurunya tembus.
Koordinator PLG Seblat Aswin Bangun mengatakan, kasus kematian gajah akibat tertembak baru kali ini terjadi, sementara kematian gajah lainnya biasanya akibat diracun.
Menurut dia, kasus kematian gajah di Bengkulu termasuk langka karena, data terakhir pada tahun 2008, hanya satu gajah liar yang ditemukan mati di sekitar perkebunan sawit milik PT Agricinal akibat diracun. "Ini menjadi kasus yang pertama dan kita harapkan yang terakhir," katanya.
Andi mengatakan, pihaknya akan fokus untuk mengetahui pelaku penembakan kedua gajah tersebut. Kematian kedua gajah tersebut mengurangi jumlah gajah binaan pihaknya dari sebelumnya 20 ekor menjadi 18 ekor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.