Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Unggas Liar, Flu Burung Makin Menyebar

Kompas.com - 17/03/2009, 03:18 WIB

Temuan bebek liar yang terinfeksi flu burung di Jerman merupakan bagian dari program pemantauan atau surveilans aktif UE terhadap penyebaran flu burung di antara burung-burung liar. Jadi, bukan merupakan penyebaran virus. Pemegang otoritas kesehatan hewan Jerman memperkirakan tidak terjadi peningkatan ancaman dari flu burung seiring temuan kasus itu.

”Ini merupakan temuan individual di antara burung-burung liar yang dihitung secara berkala,” kata juru bicara The Friedrich Loeffler Institute, lembaga nasional Pemerintah Jerman yang menangani penyakit pada hewan, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters. Sejauh ini, lembaga itu menilai secara keseluruhan ancaman penularan flu burung dari burung liar masih pada level rendah.

Keterlibatan burung terhadap penyebaran virus tersebut hanya pada level kecil dan itu diketahui setelah diuji oleh The Friedrich Loeffler Institute sebagai bagian dari program pemeriksaan nasional pada 5 Maret lalu. Meski burung liar terinfeksi virus, burung itu tidak menunjukkan gejala sakit sehingga dianggap sebagai pembawa virus.

Infeksi virus itu tidak terlihat secara aktif sehingga hewan-hewan yang terinfeksi tidak menjadi sakit. Temuan kasus bebek liar yang terinfeksi flu burung baru- baru ini itu tidak mengubah penilaian risiko secara keseluruhan.

Zona karantina

Kasus outbreak terakhir flu burung pada unggas di UE dideteksi pada Oktober 2008 di negara bagian Saxony, Jerman bagian timur. Dalam kasus temuan flu burung pada bebek liar di Starnberg tahun ini, otoritas setempat memutuskan tidak menerapkan zona karantina di sekeliling wilayah di mana burung yang terinfeksi flu burung.

Tindakan tersebut disetujui Komisi UE karena Jerman dinilai menerapkan upaya perlindungan untuk memastikan virus itu tidak menyebar. Menurut pejabat UE, berdasarkan hasil penilaian risiko, Jerman terus melakukan surveilans aktif di area terkontrol dan di sekeliling tempat ditemukan kasus positif flu burung. Tindakan ini dilakukan untuk menghitung burung liar yang bermigrasi pada Januari 2009.

Ditemukan di Hongkong

Secara terpisah, otoritas Hongkong menemukan kasus ayam yang mati karena terinfeksi virus flu burung. Pemerintah Hongkong menyatakan, hasil tes laboratorium telah mengonfirmasikan bahwa ayam yang ditemukan membusuk dan mengambang di laut selama sekitar 10 hari ternyata positif terinfeksi virus mematikan H5N1.

Otoritas Hongkong juga mengumumkan pada 6 Maret 2008 seekor bangkai ayam yang ditemukan di lokasi yang sama juga terinfeksi H5N1.

Padahal, tidak ada peternakan ayam dalam batas 3 kilometer dari lokasi ditemukannya ayam mati itu. Para peternak sudah diperingatkan agar meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap kemungkinan penyebaran virus flu burung tersebut.

Hongkong dilaporkan sebagai tempat pertama kali ditemukannya kasus flu burung di dunia yang menjangkiti manusia pada 1997 ketika enam orang meninggal dunia. Bersamaan dengan itu, sejumlah unggas dari berbagai wilayah di Hongkong setelah dites ternyata positif H5N1.

Pada Desember 2008 Otoritas Hongkong menemukan virus H5N1 pada seekor ayam di sebuah peternakan di Hongkong dan segera memusnahkan lebih dari 90.000 unggas. (EVY/AFP/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com