Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telur Penguin Pertama di Indonesia Menetas

Kompas.com - 06/03/2009, 21:31 WIB

CISARUA, JUMAT — Telur satwa langka Penguin humboldt (Spheniscus humboldti) atau burung laut yang bisa berenang yang dimiliki Lembaga Konservasi Eksitu (di luar habitat) Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk pertama kali berhasil ditetaskan.

Juru bicara TSI Cisarua, Yulius H Suprihardo, kepada ANTARA News di Bogor, Jumat (6/3), mengemukakan bahwa sebagai lembaga konservasi satwa, yang juga anggota World Association Zoos Aquaria (WAZA), pihaknya gembira atas keberhasilan dalam mengembangbiakkan satwa langka itu.

"Menetasnya telur penguin ini merupakan yang pertama kali terjadi di Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan bahwa dua induk dari 12 ekor penguin yang didatangkan dari Sea Life Park Tokyo, Jepang, ini tiba di TSI Cisarua pada tanggal 1 Februari 2008.

Induk tersebut berhasil menetaskan anaknya sebanyak tiga ekor secara alami, Selasa (17/2), di luar habitat alamnya. Namun, baru dipublikasikan sekarang karena sangat sensitif bila langsung disampaikan ke publik.

Namun, saat ini belum diketahui jenis kelamin anak yang baru ditetaskan tersebut. Induknya sangat telaten dalam merawat anaknya.

Perlahan-lahan anaknya disuapi oleh induknya dengan menggunakan paruhnya.

Menurut rencana, apabila yang menetas berkelamin jantan maka akan dinamakan David, sedangkan bila yang menetas berkelamin betina akan dinamakan Sisca.

Dijelaskannya bahwa jumlah koleksi penguin yang ada di TSI Cisarua kini menjadi 15 ekor, sedangkan di habitat aslinya diperkirakan hanya tinggal 12.000 ekor.

Penguin humboldt (Spheniscus humboldti) ini berkembang-biak secara bertelur yang biasa disarangkan di dalam lubang tanah selama 40 hingga 42 hari masa inkubasi.

Menurut Badan Konservasi Dunia (IUCN), di habitat alaminya, spesies penguin ini sangat terancam dikarenakan ulah manusia yang tak bertanggung jawab.

Salah satu Direktur TSI Drs Jansen Manansang, MSc—yang juga Presiden South East Asian Zoos Association (SEAZA)—seperti spesies penguin lainnya, Penguin humboldt yang berhabitat di sepanjang Pantai Pasifik Benua Amerika Selatan yang berdekatan dengan kutub selatan merupakan jenis spesies burung laut yang bisa berenang dan menahan napas sampai dua menit untuk menjangkau kedalaman 60-150 m di bawah permukaan laut untuk mencari ikan atau udang sebagai mangsanya.

Penguin ini ditempatkan di kandang peragaan dan kolam khusus untuk penguin dengan menggunakan alat pengatur suhu udara sebagai pendingin. Tidak itu saja, kandang kolam khusus ini juga terdapat alat pengatur kadar garam yang dirancang sesuai dengan habitat aslinya.

Pengunjung dapat melihat penguin-penguin ini dari dalam bangunan berbentuk kapal ekspedisi yang menggambarkan sedang dalam kedaan karam dan membentur karang/pantai yang terdapat habitat penguin.

Para pengunjung dapat melihat dari depan, samping kiri atau kanan, dan juga dari atas. Penguin-penguin ini berenang di kolam dengan airnya yang bening berwarna biru laut.

Hingga kini, ketiga ekor anak penguin ini terus dipantau kesehatannya oleh drh Yohana Trihastuti, dibantu oleh keeper (perawat satwa), yaitu Imam Purwadi dan Fajar.

Para pengunjung dapat melihat ketiga ekor anak penguin ini melalui layar monitor yang berada di kandang peragaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau