Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani di Sumsel Pasang Ribuan Jerat Hama Babi Hutan

Kompas.com - 24/02/2009, 20:25 WIB

BANYUASIN, SELASA - Para petani di Kecamatan Talang Kelapa dan Pangkalan Balai, Banyuasin, Sumatera Selatan memasang ribuan jerat hama babi hutan di sepanjang ladang pertanian dan perkebunan. Jerat ini untuk menangkap sekaligus mencegah agar hama babi tidak masuk ke ladang-kebun dan merusak tanaman agrobisnis petani.

Pantauan Kompas, Selasa (24/2), hama babi hutan ini telah merusak lebih 100 hektar lahan pertanian jagung dan ketela pohon, serta ratusan hektar lahan pembibitan karet dan kelapa sawit di sepanjang Kecamatan Talang Kelapa dan Pangkalan Balai, selama kurun waktu sebulan terakhir.

Yang memprihatinkan, sebagian besar lahan atau kebun yang rusak justru milik petani rakyat, sedangkan hanya sebagian kecil saja milik perusahaan. Saat itu, sebagian kecil petani terlihat sibu k membuang batang ketela pohon dan jagung yang sudah mati ke dalam lubang tanah.

Sodikin ( 45), petani jagung dan ketela pohon di Desa Leban Akar, Kecamatan Talang Kelapa, mengatakan dia rugi cukup besar karena serangan hama babi mengganas sejak sebulan terakhir. Perlahan-lahan , lebih dari dua hektar lahan jagung dan ketela pohon miliknya ludes.

"Sebagian besar dimakan rombongan babi, sebagian kecil rusak karena diinjak-injak pada saat melintas. Biasanya, babi hanya di kawasan bukit, namun sekarang sudah berani turun bukit," katanya.

Akibatnya, Sodikin merugi sekitar Rp 5 juta, dengan asumsi semua jagung dan ketela pohonnya bisa terjual seharga Rp 2 juta per hektar. Kerugian ini termasuk biaya ekstra yang harus dikeluarkan untuk membeli bibit jagung dan ketela pohon lagi.

Sedangkan untuk mencegah agar hama babi tidak masuk ke ladang, Sodikin terpaksa membeli 100 buah jerat babi hutan, seharga Rp 4.500 per buah. Jerat yang dikenal dengan istilah lokal lapun itu dipasang di sepanjang sudut dan garis pematang ladang.

Sulaiman (43), petani karet Desa Sungai Reng it, Kecamatan Pangkalan Balai juga memasang ratusan jerat di sepanjang kebun bibit karet yang luasnya mencapai lima hektar. Seminggu sekali, Sulaiman bisa mendapat tiga-empat ekor babi hutan terperangkap dalam jerat.  

"Saya tidak memakannya, namun ada pengepul dari Palembang mau membeli seharga Rp 300.000-400.000 per ekor, tergantung besar kecil . Lumayan, uangnya untuk menutup kerugian membeli bibit karet baru yang telah dirusak babi-babi tersebut," kata Sulaiman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau