Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segara Anakan Nyaris Tinggal Hikayat

Kompas.com - 27/01/2009, 08:58 WIB

Supriyanto mengungkapkan, pada tahun 1984 luas Laguna Segara Anakan mencapai 2.906 ha. Pada tahun 1994 atau 10 tahun kemudian menyusut 1.331 ha menjadi 1.575 ha. Luasan tersebut kembali turun pada tahun 2005 atau 11 tahun kemudian menjadi 834 ha. Artinya, dalam kurun waktu 21 tahun, terjadi penyusutan luasan laguna 2.072 ha atau 98,6 ha per tahun.

Akan tetapi, dengan total sedimentasi yang masuk dari tiga sungai, yaitu Citanduy, Cimeneng, dan Cikawung yang mencapai lima juta meter kubik per tahun, diperkirakan luasan laguna saat ini kian menyempit lagi. Apalagi data laju sedimentasi itu dibuat tahun 1994.

Sebagai ilustrasi, menurut warga di laguna ini, sebelum tahun 2000-an, bila di hulu Citanduy hujan deras, seminggu kemudian banjir baru dirasakan di muara. Namun, kini, bila kawasan hulu Cintaduy hujan deras pada pagi hari, sorenya banjir langsung terjadi di muara dan membawa lumpur beribu-ribu meter kubik.

Terkait kerusakan di DAS, kata Supriyanto, BPKSA bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap, Pemprov Jateng, dan sejumlah kabupaten di wilayah DAS membuat daerah resapan serta tangkapan air. Penghijauan pun juga mulai dilakukan dengan menanam tanaman keras di pinggir sungai.

Sayangnya, gerakan tersebut jauh dari masif. Langkah lebih komprehensif tak kunjung dilakukan. Rencana penyudetan Sungai Citanduy yang diyakini sebagai solusi besar pun mengambang. Kekhawatiran konflik antarwarga di sekitar Segara Anakan dengan nelayan di Pangandaran lebih mengemuka.

Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Bidang Kependudukan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup Emil Agustiono menandaskan, masalah di kawasan Segara Anakan adalah masalah nasional.

Dia berharap semua pihak mau duduk bersama dan menyelesaikan masalah Segara Anakan dengan kepala dingin. Penyelamatan lingkungan demi kemaslahatan manusia dan kehidupan hayati lainnya harus menjadi titik tolak utama.

”Karena itu, penyelesaiannya harus bersama-sama, melibatkan semua instansi, wilayah, dan mitra kerja. Kami akan segera rapat koordinasi untuk mengatasi masalah ini,” tutur dia.Langkah konkret pemerintah dan semua pihak terkait tentunya sangat ditunggu realisasinya. Langkah konkret yang bukan sekadar proyek sesaat, tetapi tepat sasaran. (M Burhanudin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau