Di Jawa, gaya seni Sailendra bisa dilihat pada Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sewu, dan banyak lagi. Bahkan, Angkor Wat di Kamboja mendapat gaya seni Sailendra.
Terkuak pula, inspirasi penyatuan Nusantara tidak cuma datang dari era Majapahit. ”Dari prasasti Camundi di Trowulan, Raja Singhasari, Kertanegara, pernah mendeklarasikan kesatuan Dwipantara untuk menghadapi tentara Mongol, bagi saya deklarasi ini lebih eksplisit,” katanya.
Sering terlupakan
Terkadang karena isinya, temuan prasasti bisa mengubah sejarah. Namun, keberadaannya sering disepelekan. ”Ada satu prasasti yang bisa mengubah sejarah, yaitu prasasti Raja Sankhara, tetapi prasasti itu kini tak tahu di mana,” katanya.
Sejarah yang dimaksud terkait anggapan adanya dua dinasti di Jawa Tengah pada abad ke-8, yaitu Sailendra yang beragama Buddha dan Sanjaya yang beragama Hindu. Prasasti Raja Sankhara yang konon ditemukan di daerah Sragen, dan diperkuat Prasasti Sojomerto yang ditemukan di daerah Pekalongan, merevisi pendapat itu. Di Jateng hanya ada satu dinasti yang berkuasa di Kerajaan Medang, yaitu Sailendra.
Tahun 1980-an prasasti itu ada di Museum Adam Malik di Jalan Diponegoro, Jakarta. Namun, kini, kata Bambang, koleksi itu tak diketahui keberadaannya sejak museum ditutup sekitar tahun 2004.
Peninggalan masa lalu juga bisa mengungkap identitas kita. ”Kita ini sebenarnya bangsa agraris atau bangsa maritim?” tanyanya.
Kita termasuk rumpun Austronesia yang umumnya punya kesamaan: kepandaian menyeberangi lautan, pengetahuan agraris yang memadai, dan juga kemampuan membuat tembikar. ”Kita bangsa maritim yang juga agraris, tetapi maritimnya sering dilupakan,” katanya.
Apalagi saat penjajahan Belanda dengan politik tanam paksa telah memaksa penduduk melupakan laut. Nelayan pun dipaksa bertanam di darat. ”Tujuannya untuk melemahkan kekuatan laut kita,” katanya.
Padahal, dulu Demak punya angkatan laut kuat sampai berani menyerang Portugis di Malaka. ”Di era Orde Baru, kita didorong mengerjakan sawah. Memang berhasil, tetapi akhirnya kita lupa dengan laut,” katanya.